"Pemerintah menilai proyeksi makro itu realistis," kata Ani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2016).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan seluruh target-target yang telah ditetapkan telah mempertimbangkan kondisi perekonomian dan tantangan yang tengah dihadapi dunia.
Baca : Asumsi Makro 2017 Dianggap Lebih Realistis
Menurut Ani, hal itu menjadi langkah yang baik, karena tak akan menimbulkan spekulasi di kemudian hari dan dianggap jika pemerintah menaruh target-target yang tak kredibel.
"Sudah mengikuti perkembangan ekonomi global dan kebijakan pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan sustainable," ujar dia.
Sekadar informasi, pertumbuhan ekonomi disepakati sebesar 5,1 persen, inflasi empat persen, nilai tukar Rupiah Rp13.300 per USD, suku bunga SPN tiga bulan 5,3 persen, harga minyak Indonesia (ICP) USD45 per barel, lifting minyak 815 ribu BPH, lifting gas 1.150 BPH setara minyak.
Target pembangunan yang disepakati di antaranya angka pengangguran sebesar 5,6 persen, tingkat kemiskinan 10,5 persen, gini ratio sebesar 0,39 , serta indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 70,1.
Sedangkan untuk postur APBN 2017 disepakati, pendapatan negara sebesar Rp1.750,3 triliun, belanja negara Rp2.080,5 triliun, defisit 2,41 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau Rp330,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id