Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Firman Mochtar mengatakan kebijakan suku bunga diharapkan bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi bank sentral memandang risiko dari dalam negeri maupun luar negeri dapat dikendalikan dengan baik.
"Kondisi saat ini masih sesuai perkiraan BI di awal tahun. Ini bisa kita simpulkan, masih bisa menopang kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan tetap jalan tanpa menekan inflasi dan nilai tukar," kata dia, dalam diskusi 'Kondisi Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan BI', di Lombok, NTB, Sabtu, 21 April 2018.
Dirinya menambahkan kondisi ekonomi global dalam jalur membaik sebagaimana perkiraan sebelumnya. Hal itu dinilai terjadi meski masih ada risiko dari kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif, perang dagang AS-Tiongkok, hingga ketegangan geopolitik.
Baca: BI Tidak Ingin Kenaikan Suku Bunga Hambat Pertumbuhan Ekonomi
"Kami mencermati perkembangan kebijakan perdagangan antara Amerika dan Tiongkok yang memengaruhi perekonomian dunia secara keseluruhan. Ini di satu sisi ada dampak positif, tapi juga ada beberapa risiko yang harus dicermati. Sejauh ini, kami melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap solid," jelas dia.
Sementara itu, kondisi perekonomian dalam negeri menunjukan perbaikan pada awal tahun ini. Dengan investasi yang tumbuh baik, maka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 diperkirakan bisa mencapai 5,11 persen atau lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,01 persen.
Baca: Suku Bunga BI Tetap di Level 4,25%
"Investasi bangunan tumbuh ditopang proyek infrastruktur. Dari sisi non bangunan, dampak kondisi eksternal dampak lanjutan yang positif. Tambang tumbuh, sektor investasi lainnya masih baik. Investasi konsumsi berdampak pada meningkatnya impor bahan baku dan barang modal," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News