Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan keputusan bank sentral masih sejalan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang tengah berlangsung. Jika suku bunga mengalami kenaikan, justru dikhawatirkan dampaknya tidak akan baik.
"Kita tidak menginginkan adanya perubahan suku bunga dalam hal ini kenaikan yang justru nanti berdampak overkilled dan kontraproduktif pada pertumbuhan ekonomi," kata dia, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 19 April 2018.
Dirinya menilai kebijakan suku bunga masih bisa menjaga inflasi dan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) pada level terkendali. Inflasi ditargetkan 3,5 plus minus satu persen, sedangkan CAD diperkirakan masih terjaga antara dua sampai 2,5 persen dari PDB.
"Mohon dimengerti Bank Indonesia terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, pemulihan ekonomi yang terus berjalan di tengah stabilitas masih kita bisa jaga dan di tengah risiko global dan ekonomi yang masih perlu kita waspadai," jelas dia.
Tak hanya itu, BI juga tetap mewaspadai sejumlah kondisi global yang berpotensi menganggu momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Misalnya ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif, berlanjutnya perang dagang AS-Tiongkok, dan kondisi geopolitik yang memanas seperti di Suriah.
"Stance moneter kita adalah tetap netral dan itu memberikan semacam indikasi bahwa room penurunan suku bunga relatif kecil ke depan. Kita masih menjaga suku bunga tetap dan policy rate tetap (netral). Semua risiko yang ada kita kalkulasi, tidak akan menganggu sasaran inflasi maupun keseimbangan di CAD," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News