Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membenarkan bahwa faktor dalam negeri menjadi penyokong ekonomi di tahun depan. Pasalnya, faktor luar negeri tak bisa diharapkan mengingat sedang dilanda ketidakpastian dan belum ada tanda-tanda perbaikan signifikan.
Ketidakpastian itu, kata Ani, biasa ia disapa, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dengan kebijakan ekonomi yang masih dinantikan. Apalagi selama kampanye Trump kerap kali melontarkan kebijakan untuk menstimulasi ekonomi dalam negeri dan Trump mencoba memproteksi ekonomi AS yang tentu berbeda dengan kebijakan ekonomi dari Presiden Barack Obama.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Diyakini Capai 5,3%
"Sumber pertumbuhan (ekonomi di 2017) masih difokuskan ke sektor dalam negeri karena lingkungan global masih diperkirakan tidak pasti," kata Ani, dalam sebuah acara bertajuk 'Ekonomi Indonesia Menyongsong 2017', di Senayan City, Jakarta Selatan, Kamis (17/11/2016) malam.
Di dalam negeri, lanjut Ani, pemerintah akan mendorong investasi baik dari konsumsi pemerintah secara langsung, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun dari pihak swasta. Di sisi sektor, Ani memandang, manufaktur, konstruksi, pariwisata, perdagangan, transportasi, dan komunikasi masih bisa untuk tumbuh positif.
Selain itu, dirinya berharap sektor pertanian yang selama ini banyak menyerap tenaga kerja bisa menjadi penopang ekonomi. Itu merupakan upaya agar ekonomi dalam negeri tidak terpengaruh negatif dari lingkungan global yang tak pasti.
"Dengan demikian Indonesia masih bisa berharap tahun depan bisa pertahankan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen, menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan antardaerah. Karena itu penting untuk negara kesatuan Indonesia," pungkas Ani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id