Ilustrasi. Foto: AFP/Adek Berry.
Ilustrasi. Foto: AFP/Adek Berry.

Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional, Ciri, dan Contohnya

Ade Hapsari Lestarini • 19 Juni 2024 14:13
Jakarta: Sistem ekonomi tradisional di era digital ini masih digunakan oleh masyarakat yang menerapkan cara konvensional dalam mengelola finansial.
 
Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada tradisi, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sistem ini sering ditemukan di masyarakat yang belum banyak terpengaruh oleh perkembangan teknologi modern dan globalisasi.
 
Melansir laman The Balance, tradisi tersebut memandu keputusan ekonomi seperti produksi dan distribusi. Masyarakat dengan perekonomian tradisional bergantung pada pertanian, perikanan, berburu, pengumpulan, atau kombinasi dari semuanya.

Para ekonom dan antropolog umumnya percaya semua perekonomian berasal dari sistem ekonomi tradisional. Akibatnya, banyak ahli memperkirakan perekonomian tradisional yang tersisa pada akhirnya akan bertransisi ke jenis perekonomian lain.
 
 
Baca juga: Mengenal Sistem Ekonomi Beserta Jenis dan Karakteristiknya
 

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional


1. Bergantung pada alam


Ekonomi tradisional sangat bergantung pada sumber daya alam yang ada di sekitar. Aktivitas ekonomi seperti pertanian, perikanan, dan berburu menjadi kegiatan utama.
 

2. Keterbatasan teknologi


Teknologi yang digunakan dalam sistem ekonomi tradisional cenderung sederhana dan berdasarkan alat-alat yang diwariskan secara turun-temurun.
 

3. Produksi untuk konsumsi sendiri


Hasil produksi biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga, bukan untuk dijual atau diperdagangkan secara luas.
 

4. Hubungan sosial yang kuat


Masyarakat dalam sistem ekonomi tradisional sering memiliki ikatan sosial yang erat, dengan kerja sama dan gotong-royong menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
 

5. Pembagian kerja berdasarkan tradisi


Pembagian kerja biasanya ditentukan oleh tradisi dan adat istiadat, seperti peran gender dan usia dalam masyarakat.
 

6. Barter


Dalam beberapa masyarakat tradisional, sistem barter atau tukar-menukar barang dan jasa masih menjadi praktik umum.
 

7. Perubahan yang lambat


Perubahan dalam sistem ekonomi tradisional cenderung lambat karena adanya keterikatan yang kuat pada tradisi dan kebiasaan yang sudah ada.
 

Contoh sistem ekonomi tradisional


Contoh dari sistem ekonomi tradisional dapat ditemukan di beberapa masyarakat pedesaan dan suku-suku asli di berbagai belahan dunia yang masih mempertahankan cara hidup tradisional mereka.
 
Meski berlandaskan asas kedekatan, kepercayaan, dan kekeluargaan, sama seperti sistem lainnya, perekonomian tradisional tentu memiliki kekurangan. Melansir laman Ajaib, berikut kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi tradisional.
 
 
Baca juga: Sistem Ekonomi Kerakyatan Bisa Bantu Rakyat Kecil, Ini Penjelasannya
 

Keunggulan sistem ekonomi tradisional:

  1. Perekonomian tradisional tidak menimbulkan ancaman terhadap lingkungan dibandingkan sistem pasar lainnya. Orang-orang dalam perekonomian memiliki pekerjaan konvensional seperti bertani, memancing, berburu atau beternak.
  2. Tidak ada pemborosan dalam perekonomian tradisional karena orang-orang dalam perekonomian mengonsumsi apa pun yang mereka hasilkan atau kumpulkan.
  3. Sistem ini memberikan perhatian khusus pada pelestarian warisan budaya dan nilai-nilai tradisional, mencegah hilangnya identitas komunitas.
  4. Distribusi sumber daya didasarkan pada prinsip keadilan sosial, memastikan keseimbangan dalam masyarakat.
  5. Sistem ini memanfaatkan sumber daya lokal dengan bijaksana, mengurangi ketergantungan pada impor dan mendukung ekonomi lokal.
  6. Fokus pada pertanian dan peternakan lokal mendukung praktik-praktik pertanian berkelanjutan, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
 

Kekurangan sistem ekonomi tradisional:

  1. Perubahan musim dapat mengganggu perekonomian. Jika sedang offseason maka akan berdampak langsung pada perburuan dan peternakan dalam perekonomian.
  2. Di luar musim, orang bisa kelaparan karena tidak ada makanan yang bisa dimanfaatkan.
  3. Sistem ini mungkin sulit beradaptasi dengan perubahan ekonomi global dan teknologi modern, menyebabkan keterbatasan dalam daya saing.
  4. Kurangnya adopsi teknologi modern dapat menghambat inovasi dan efisiensi dalam proses produksi dan distribusi.
  5. Pembagian kerja yang tergantung pada keahlian turun temurun dapat menyebabkan pembatasan pilihan pekerjaan dan kurangnya mobilitas sosial.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan