Banyak sudah kisahnya selama memimpin Indonesia, baik yang gembira maupun sengsara. Salah satu yang paling disorot adalah kinerjanya memecut perekonomian dalam negeri.
Sebagai pebisnis ulung, sebelum terjun ke dunia politik, Jokowi paling diharapkan bisa memperbaiki ekonomi Indonesia. Ia diharapkan bisa membawa Indonesia menjadi negara maju, setelah puluhan tahun tidak bergerak sebagai negara berpenghasilan menengah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dikutip dari berbagai sumber yang telah dirangkum Medcom.id, begini kisah Jokowi memompa ekonomi Indonesia sejak 2014 hingga 2022.
Era pesta demokrasi 2014
Saat pertama kali memimpin Indonesia di Oktober 2014, Jokowi tidak bisa berbuat banyak untuk mencampuri urusan ekonomi nasional. Di tahun tersebut, dia hanya menjalankan 'mandat ekonomi' yang telah dirumuskan pemerintahan terdahulu.Awal 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan kinerja perekonomian Indonesia untuk periode 2014. Hasilnya, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen. Angka ini jeblok dari tahun sebelumnya yang tumbuh hingga 5,58 persen.
BPS menyampaikan, perekonomian Indonesia pada 2014 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp10.542,7 triliun. Sementara PDB perkapita mencapai Rp41,8 juta atau USD3.531,5.
Tahun pertama memimpin 2015
Ini merupakan tahun pertama Jokowi memimpin penuh Indonesia. Soal ekonomi nasional, Jokowi cuma bisa merevisi sedikit anggaran negara. Sebab, patokan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tahun ini dirumuskan oleh pemerintahan sebelumnya.Sayangnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2015 cuma 4,79 persen. Angka ini lagi-lagi terjerembab dari tahun sebelumnya.
Adapun perekonomian Indonesia di 2015 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp11.540,8 triliun. Sedangkan PDB per kapita mencapai Rp45,2 juta atau USD3.377,1.
Baca juga: Keren! Insentif Pemerintah Jadi Pendongkrak Ekonomi Bisa Tumbuh Tertinggi Sejak 2013 |
Mulai nyaman di 2016
Di tahun ini, Jokowi sudah mulai nyaman mengutak-atik anggaran negara untuk memompa perekonomian nasional. Mulai dari mematok APBN sampai mengubahnya lagi, semua ada di tangan Jokowi sepenuhnya.Hasilnya, ekonomi Indonesia mengalami perbaikan, meski kenaikannya sedikit. Pada 2016, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,02 persen. Angka ini mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya.
Diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku yang dirilis BPS, hasilnya mencapai Rp12.406,8 triliun. Untuk PDB per kapita sendiri mencapai Rp47,96 juta atau USD3.605,1.
Ramuan baru untuk 2017
Pada tahun ini, Jokowi mencoba ramuan baru anggaran negara agar bisa mencetak perekonomian yang menjulang. Meskipun pada akhirnya, ekonomi Indonesia di 2017 tumbuh 5,07 persen, naik sedikit dari tahun sebelumnya.BPS melaporkan, perekonomian Indonesia 2017 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp13.588,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp51,89 juta atau USD3.876,8.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,81 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 9,09 persen.
Coba lagi di 2018
Ramuan-ramuan yang dianggap mujarab terus dilakukan Jokowi terhadap anggaran negara. Di 2018, ramuan Jokowi tersebut jauh lebih baik dari percobaan di tahun sebelumnya.Pada tahun ini, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan 2017. Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,17 persen, naik lebih banyak dibandingkan 2017 yang hanya 5,07 persen.
Adapun perekonomian Indonesia di 2015 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp14.837,4 triliun. Sedangkan PDB perkapita mencapai Rp56,0 juta atau USD3.927,0.
Fokus Pilpres 2019, eh malah nyungsep
Pada 2019, fokus Jokowi yang tertuju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) menyebabkan ekonomi Indonesia mengalami penurunan. Jokowi yang ingin melanggengkan kekuasaan 'dua periode' justru lupa soal perekonomian dalam negeri, meskipun realisasinya tidak buruk-buruk amat.Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia balik lagi ke angka 5,02 persen, nyungsep dari 5,17 persen di tahun sebelumnya. Angka pertumbuhan ini sudah tiga kali dirasakan Jokowi, dimana sebelumnya juga terjadi pada 2014 dan 2016.
BPS menyampaikan, perekonomian Indonesia pada 2019 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.833,9 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp59,1 juta atau USD4.174,9.
Hancur gara-gara pandemi 2020
Di tahun ini, ekonomi Indonesia paling terpuruk. Jokowi juga kaget karena adanya wabah pandemi covid-19. Dia bingung meramu anggaran negara setelah berhasil melanggengkan kekuasaan untuk tahun pertama di periode kedua.Pada 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai tercatat minus 2,07 persen. Hancur sejadi-jadinya, dari sisi produksi maupun pengeluaran, semua mengalami kontraksi gara-gara virus.
Adapun PDB atas dasar harga berlaku yang dirilis BPS mencapai Rp15.434,2 triliun, melorot dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk PDB per kapita mencapai Rp56,9 juta atau USD3.911,7.
Mulai bangkit di 2021
Ekonomi Indonesia di 2021 tumbuh sebesar 3,69 persen, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2020 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen.Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 10,46 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 24,04 persen.
Di tahun ini, ekonomi Indonesia mulai bangkit. Jokowi mulai menata kembali anggaran-anggaran yang bisa memompa perekonomian dalam negeri. Hasilnya, ekonomi Indonesia berada di jalur positif.
BPS menyampaikan, perekonomian Indonesia 2021 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp16.970,8 triliun, kembali di jalur kenaikan. Sementara PDB per kapita mencapai Rp62,2 juta atau USD4.349,5.
Baca juga: Hore! Ekonomi Indonesia di 2022 Tumbuh 5,31% |
Pulih, 2022 jadi tahun dengan ekonomi paling moncer
Pascadua tahun pandemi covid-19 melanda Indonesia, ramuan pengelolaan anggaran negara oleh Jokowi di tahun ini menjadi yang paling mujarab. Sebab, ekonomi Indonesia pada 2022 menjadi yang paling tinggi selama Jokowi menjabat Presiden sejak 2014.BPS melaporkan, ekonomi Indonesia pada 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dibanding capaian 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70 persen.
Adapun perekonomian Indonesia di 2022 yang dihitung berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp71,0 juta atau USD4.783,9.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi 2014-2022
Selama 2014-2022, rata-rata ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 4,11 persen. Rendahnya angka ini akibat meluasnya penyebaran pandemi covid-19, yang tidak hanya meluluhlantakkan perekonomian di dalam negeri, tapi juga ekonomi secara global.Parahnya, dampak pandemi covid-19 bagi Indonesia terasa selama dua tahun, yakni di 2020 dan 2021. Ekonomi Indonesia di dua tahun tersebut merosot, terutama di tahun pertama covid-19, yakni 2020.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*