Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2025, dilansir Antara, Senin, 24 Juni 2024.
Berikut postur makro fiskal 2025:
- Pertumbuhan ekonomi yang disepakati tahun depan 2025 antara range 5,1-5,5 persen.
- Inflasi 1,5-3,5 persen.
- Nilai tukar rupiah Rp15.300-15.900 per USD.
- Suku bunga SBN (Surat Berharga negara) 10 tahun sebesar 6,9-7,2 persen.
- Harga minyak USD75-USD85 per barel.
- Lifting minyak 580 ribu-605 ribu barel per hari.
- Lifting gas bumi 1.003 juta-1.047 juta barel per hari.
- Tingkat kemiskinan disepakati diturunkan ke 7-8 persen.
- Tingkat kemiskinan ekstrem nol persen. Rasio gini 0,379-0,382.
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,5-5 persen.
- Indeks modal manusia 0,56.
- Nilai Tukar Petani (NTP) 115-120.
- Nilai Tukar Nelayan (NTN) 105-106.
Baca juga: Bos BI Ramal Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh hingga 5,6% di 2025 |
Postur APBN 2025 yang sudah dibahas dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF), baik asumsi dengan Komisi XI dan Komisi VII DPR, mencakup:
- Pendapatan negara 12,30-12,36 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
- Belanja negara 14,59-15,18 persen dari PDB.
- Defisit keseimbangan primer 0,15-0,61 persen dari PDB.
- Defisit 2,29-2,82 persen dari PDB.
Seluruh kesepakatan mengenai postur makro fiskal 2025 tersebut akan disahkan pada Juli 2024 dengan Banggar dan Sidang Paripurna pada 9 Juli 2024.
"Dengan kesepakatan ini, nanti kami akan menyusun RABPN 2025 yang akan disampaikan oleh Bapak Presiden Jokowi kepada Sidang Paripurna DPR 16 Agustus," ucap Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News