Menjelang tutup tahun anggaran, Purbaya mengaku telah menyiapkan langkah percepatan agar serapan pajak tak jauh dari target. Pengawasan pajak akan diperketat dengan meningkatkan sistem teknologi. Stimulus ekonomi tetap dijaga agar sektor riil terus bergerak.
Baca juga: Ekonom Nilai Wacana Penurunan PPN Jadi Pemantik Daya Beli dan Kebangkitan Sektor Riil |
“Kalau kondisi tetap seperti sekarang, kami fokus menutup kebocoran-kebocoran yang masih ada,” ujar Purbaya dikutip dari Antara, Selasa, 21 Oktober 2025.
Salah satu fokus utama Purbaya adalah peningkatan pengawasan di dua sektor penting: perpajakan dan kepabeanan-cukai.
Ia menilai praktik seperti underinvoicing, pelaporan nilai impor lebih rendah dari sebenarnya, masih menjadi tantangan yang perlu dibereskan dengan pengawasan berbasis data.
Purbaya menaruh harapan besar pada sistem Coretax, proyek digitalisasi pajak yang tengah disiapkan Kementerian Keuangan. Sistem itu diharapkan menjadi tulang punggung baru dalam pemantauan dan efisiensi pengumpulan pajak.
“Kalau sistem ini berjalan optimal, pendapatan pajak otomatis meningkat karena kebocoran bisa ditekan,” ujarnya.
Selain memperkuat sisi pengawasan, pemerintah juga mempercepat perputaran ekonomi lewat penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) sekitar Rp200 triliun di bank-bank milik negara. Dana tersebut digunakan untuk memperkuat likuiditas perbankan agar penyaluran kredit ke sektor riil meningkat.
“Begitu pertumbuhan ekonomi naik, penerimaan pajak akan ikut terdorong. Kami dorong sektor swasta supaya efeknya bisa langsung ke basis pajak,” kata mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu.
Realisasi penerimaan pajak
Data Kementerian Keuangan menunjukkan, hingga 30 September 2025 realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp1.516,6 triliun, atau sekitar 63,5 persen dari proyeksi akhir tahun senilai Rp2.387,3 triliun. Angka itu setara 95,8 persen dari target APBN 2025 yang dipatok Rp2.490,9 triliun.Dari total penerimaan tersebut, sektor pajak menyumbang Rp1.295,3 triliun atau 62,4 persen dari proyeksi Rp2.076,9 triliun. Adapun kepabeanan dan cukai mencatat kinerja lebih baik dengan realisasi Rp221,3 triliun, atau 71,3 persen dari target yang telah direvisi naik menjadi Rp310,4 triliun.
Dengan kombinasi pengawasan ketat, digitalisasi perpajakan, dan dorongan terhadap ekonomi riil, Purbaya berharap risiko pelebaran shortfall bisa ditekan hingga akhir tahun fiskal. “Yang penting sistemnya jalan, ekonominya berputar, dan kepercayaan wajib pajak terjaga,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id