"Kita keluar dari paradigma lama dan hijau kadang-kadang dianggap memiliki trade-off dengan growth. Green dan economic growth tidak trade-off, dia komplemen. Green bahkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru," ungkap Wamenkeu, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 7 Desember 2022.
Wamenkeu menjelaskan, logika green ekonomi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru karena Indonesia berhasil mengembangkan Energy Transition Mechanism (ETM). ETM mempunyai dua pilar aktivitas yang besar yakni mengurangi kegiatan yang menghasilkan emisi karbon dan membangun pembangkit listrik yang berbasiskan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Pengurangan kegiatan yang dapat menghasilkan emisi karbon dilakukan melalui pengurangan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara. Namun demikian, meski mengurangi penggunaan batu bara bukan berarti pemerintah menutup dan meninggalkan pembangkit listrik tersebut karena masih ada keterikatan dengan peraturan perundang-undangan.
Baca: OJK Pelototi 22 Perusahaan Peer to Peer Lending |
"Kalau mengurangi bagaimana, Pak? Bisa kita kurangi umur dari PLTU batu bara tersebut yang masih 20 tahun lagi kita kurangi 10 tahun saja deh, yang 10 tahunnya lagi kami tetap kompensasi,” jelas Wamenkeu.
Sementara itu, membangun EBT juga dapat berarti membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru menutup yang lama. Wamenkeu menambahkan, jika dikerjakan dengan baik, EBT bisa menjadi bisnis menuju transisi menuju ekonomi hijau.
“Dia bukan trade-off atas growth kita, dia tidak akan mengurangi, dia mengkomplemen,” pungkas Wamenkeu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News