Ekonom Bank Permata, Josua Pardede. (FOTO: MTVN/Eko Nordiansyah)
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede. (FOTO: MTVN/Eko Nordiansyah)

Fundamental Ekonomi RI Diprediksi Tepis Dampak Kenaikan Suku Bunga ECB

Eko Nordiansyah • 12 Mei 2017 12:38
medcom.id, Jakarta: European Central Bank (ECB) diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan rendah. Hal ini seiring dengan pemangkasan proyeksi inflasi untuk tahun ini oleh European Commission menjadi 1,6 persen dan melihat pertumbuhan inflasi hanya 1,3 persen di 2018.
 
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, proyeksi inflasi yang ditetapkan jauh di bawah sasaran ECB. Dengan begitu, dalam jangka pendek ini, ECB masih akan bertahan dengan kebijakan suku bunga rendah serta belum akan mengurangi stimulus moneternya.
 
"Ke depannya, jika inflasi zona Eropa stabil di kisaran target inflasi ECB, ECB diperkirakan akan memperketat kebijakan moneternya dan tentunya juga akan berdampak pada foreign inflows di emerging market termasuk Indonesia," ujarnya kepada Metrotvnews.com, di Jakarta, Jumat 12 Mei 2017.

Baca: ECB Diperkirakan Naikkan Suku Bunga Usai Pemilu Jerman
 
Di sisi lain, kebijakan Eropa juga akan dipengaruhi oleh adanya risiko pengurangan balance sheet bank sentral Amerika Serikat (AS) serta kenaikan gradual Fed Fund Rate. Hal ini tentunya berpotensi mendorong capital flight dari emerging market kembali ke Amerika Serikat (AS).
 
"Namun demikian, seiring dengan perbaikan fundamental ekonomi Indonesia, perbaikan iklim investasi dan implementasi reformasi struktural, aset berdenominasi rupiah diperkirakan masih cukup atraktif," jelas dia.
 
Terkait dengan pelemahan rupiah belakangan ini, kata dia, memang terkait dengan pernyataan hawkish dari pejabat Fed. Ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang diperkirakan sekira 50 bps lagi setelah Fed menaikkan pada Maret lalu, akan mendorong sell-off di pasar obligasi Indonesia sehingga mendorong pelemahan rupiah.
 
"Namun demikian, masih solidnya kondisi ekonomi Indonesia yang ditunjukkan dengan kenaikan cadangan devisa, terkendalinya inflasi serta ekspektasi perbaikan gradual dari pertumbuhan ekonomi, rupiah diperkirakan masih dalam rentang fundamentalnya," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan