"Kita lihat bagaimana perkembangan Fed fund rate itu meningkat drastis dan kita ramalkan di Juli ini akan meningkat 75 bps," kata Kepala Grup Departemen Ekonomi & Kebijakan Moneter BI Wira Kusuma dalam Forum Merdeka Barat 9, Senin, 25 Juli 2022.
Wira mengatakan, kenaikan suku bunga acuan di negara maju yang disebabkan oleh tingginya inflasi ini menyebabkan kondisi di pasar keuangan global dipenuhi ketidakpastian. Ia menyebut, kondisi tersebut pada akhirnya juga ikut memengaruhi situasi ekonomi domestik.
"Dengan adanya ketidakpastian global di pasar keuangan yang masih tinggi itu menyebabkan aliran modal ke emerging market termasuk Indonesia itu menjadi tertahan. Tapi secara umum sektor eksternal kita yang digambarkan oleh neraca pembayaran kita itu masih solid," ungkapnya.
Baca juga: The Fed Diyakini Naikkan Suku Bunga 75 Bps di Juli |
The Fed sebelumnya telah menaikkan suku bunga dana federal sebesar 75 basis poin ke kisaran 1,5 persen hingga 1,75 persen pada Juni 2022 yang merupakan kenaikan terbesar sejak 1994 dengan sebelumnya mengisyaratkan akan menaikkan sebesar 50 basis poin.
Para pejabat menganggap kenaikan suku bunga sebanyak 75 basis poin lainnya sebagai hentakan kuat bagi perekonomian, dan mengawasi bagaimana kebijakan mereka memengaruhi pertumbuhan. Pasar perumahan tampaknya mendingin dan ada tanda-tanda yang tersebar bahwa konsumsi menurun.
"Sisi sebenarnya terlihat melunak. Anda tidak ingin terlalu berlebihan dalam menaikkan suku bunga. Kenaikan 75 basis poin sangat besar. Jangan katakan karena Anda tidak akan mencapai 100, Anda tidak melakukan pekerjaan Anda," pungkas Gubernur Fed Christopher Waller.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News