Direktur Ekeskutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan, penggunaan BI 7 Days Repo Rate berbeda dengan penggunaan BI rate. Adapun BI 7 Days Repo Rate dipergunakan karena sesuai dengan perkembangan likuiditas di pasar. Sedangkan likuiditas di pasar sekarang ini tengah ketat dan menjadi pertimbangan untuk suku bunga acuan diturunkan.
"Memang ada dukungan untuk BI 7 Days Repo Rate mengalami penurunan. Tapi, BI 7 Days Repo Rate ini berbeda dan bukan seperti BI rate karena benar-benar mengacu kepada apa yang terjadi di pasar. Artinya, suku bunga di pasar akan mengikuti perkembangan likuiditas di pasar," kata Enny, di Kantor Indef, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Baca: BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan
Meski tingkat inflasi bergerak relatif rendah dan tingkat likuiditas ada dukungan terhadap program amnesti pajak, namun Enny menilai suku bunga acuan akan sulit diturunkan lantaran permintaan akan kredit masih mengalami perlambatan. Apalagi, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan masih bergerak di angka single digit.
"Memang likuiditas ada tambahan dari program amnesti pajak. Tapi, persoalannya adalah BI 7 Days Repo Rate bukan seperti BI rate karena benar-benar mengacu terhadap likuiditas di pasar. Sedangkan suku bunga itu kan harga uang. Berkaitan dengan permintaan dan suplai. Nah kalau permintaan turun bagaimana suku bunga bisa turun," tegas Enny.
Baca: Darmin: Pelonggaran Kebijakan Moneter Masih Terbuka
Sementara itu, BI diperkirakan masih tetap mempertahankan suku bunga acuan. Saat ini, BI 7 day repo rate yang menggantikan BI rate berada di level lima persen setalah bulan lalu diturunkan dari 5,25 persen.
Ekonom Josua Pardede menjelaskan, ada beberapa alasan yang membuat BI akan mempertahankan BI 7 day repo rate. Salah satu di antaranya adalah pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 antara pemerintah dengan DPR.
"Karena BI diperkirakan akan menanti konfirmasi dari subsidi listrik yang akan tertuang dalam RAPBN 2017 yang masih akan diputuskan bersama dengan DPR akhir Oktober ini," kata Josua.
Baca: Penurunan BI 7 Day Repo Rate Dinilai Gairahkan Pasar
Dirinya menyebut, kepastian terkait pengurangan subsidi listrik menjadi penting karena akan mempengaruhi outlook inflasi tahun depan. Hal ini pastinya akan mempengaruhi kebijakan suku bunga BI.
"Di samping itu, BI juga akan mencermati data ekonomi dalam negeri yakni PDB di kuartal III-2016 serta arah kebijakan suku bunga AS yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News