Ilustrasi ADB. Foto: AFP
Ilustrasi ADB. Foto: AFP

ADB Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi ASEAN Meningkat

Antara • 26 April 2024 15:37
Jakarta: Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara akan meningkat, didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan pemulihan pariwisata yang berkelanjutan.
 
"Subkawasan ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,6 persen pada 2024 dan 4,7 persen pada 2025, naik dari 4,1 persen pada 2023," kata ADB dalam laporan tahunan Asian Development Outlook April 2024 dilansir Antara, Jumat, 26 April 2024.
 
Kepala Ekonom ADB Albert Park mengatakan negara-negara berkembang di Asia diproyeksikan akan tumbuh sebesar 4,9 persen pada 2024 dan 2025. Inflasi akan melambat menjadi 3,2 persen pada 2024 dan tiga persen pada 2025.
 
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Diramal Bisa Sentuh 5,1%

Indonesia diperkirakan dapat mempertahankan pertumbuhan sebesar lima persen masing-masing pada 2024 dan 2025, didukung oleh konsumsi swasta yang kuat, belanja infrastruktur publik, dan peningkatan investasi secara bertahap selama jangka waktu perkiraan.
 
Selain permintaan domestik yang kuat, perubahan haluan ekspor barang dagangan yang dimulai pada pertengahan 2024 akan mendorong pertumbuhan di Thailand sebesar 2,6 persen pada 2024 dan 3 persen pada 2025, Vietnam sebesar 6 persen pada 2024 dan 6,2 persen pada 2025, Filipina enam persen pada 2024 dan 6,2 persen pada 2025, serta Malaysia 4,5 persen pada 2024 dan 4,6 persen pada 2025.
 
Selain itu, pariwisata akan mendukung pertumbuhan jasa, sementara output industri akan bergerak sejalan dengan pemulihan ekspor dan pelonggaran kebijakan moneter.
 
"Pertumbuhan di negara-negara berkembang di Asia akan tetap kuat tahun ini, meskipun terdapat ketidakpastian di lingkungan eksternal," ujar dia. 

Pembuat kebijakan harus pantau risiko negatif

Menurut Albert, para pembuat kebijakan harus memantau beberapa risiko negatif. Meningkatnya konflik dan ketegangan geopolitik dapat mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan volatilitas harga komoditas.
 
Risiko-risiko yang terkait dengan arah kebijakan moneter Amerika Serikat, tekanan pada pasar properti di Tiongkok, dan dampak cuaca buruk merupakan titik-titik tekanan lainnya bagi kawasan Asia.
 
Para pengambil kebijakan harus meningkatkan upaya untuk meningkatkan ketahanan dengan terus meningkatkan perdagangan, investasi lintas batas, dan jaringan pasokan komoditas.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan