Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: Freepik
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: Freepik

Jurus Jokowi 10 Tahun Terakhir hingga Ekonomi Indonesia Mampu Bertahan di Tengah Badai Pandemi Covid-19

M Rodhi Aulia • 01 Oktober 2024 09:00
Jakarta: Indonesia berhasil menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat meskipun dunia dilanda pandemi Covid-19 sejak tahun 2020. Dalam sepuluh tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), meski dampak pandemi sangat signifikan, perekonomian Indonesia tetap mampu bangkit dengan stabilitas yang terjaga, pertumbuhan ekonomi positif, serta inflasi yang terkendali.

Pandemi Covid-19: Tantangan Pertumbuhan Ekonomi

Pandemi Covid-19 menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia. Aktivitas ekonomi global terhenti, rantai pasokan dunia terganggu, dan banyak negara mengalami resesi. 
 
Namun, Indonesia berhasil menahan kontraksi ekonomi yang terjadi. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Ferry Irawan, mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan perekonomian Indonesia sejak tahun 2014 hingga saat ini terutama berasal dari faktor eksternal. 
 
Baca juga: Situasi Global Tak Menentu Beri Pekerjaan Rumah bagi Indonesia, Apa Itu?

"Tantangan tersebut berasal dari perlambatan ekonomi Tiongkok yang berdampak pada penurunan ekspor komoditas Indonesia dan penurunan harga minyak yang menimbulkan ancaman deflasi di berbagai negara," kata Ferry dalam Dialog Satu Dekade Membangun Indonesia Maju yang disiarkan di Youtube Forum Merdeka Barat (FMB) 9 pada Senin 9 September 2024.
 
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat turun menjadi -2,07% pada tahun 2020, tetapi berhasil pulih dengan mencatat pertumbuhan 3,7% pada tahun 2021. "Pada 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,0 persen, sedangkan pada 2020 turun menjadi 2,07 persen. 
 
"Namun, setelah mengalami kontraksi hingga -0,7 persen, Indonesia berhasil kembali tumbuh sebesar 3,7 persen," ujar Ferry.

Keberhasilan Pemerintah Mengatasi Pandemi

Keberhasilan ekonomi Indonesia di tengah pandemi tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan strategi "rem dan gas" dalam menjaga keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan kegiatan ekonomi. 
 
Ferry menambahkan bahwa pemulihan cepat ini berkat kebijakan pemerintah yang mengintegrasikan kebijakan ekonomi dan kesehatan. 
 
"Langkah ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat, sambil memastikan aktivitas ekonomi tetap berjalan," jelasnya.
 
Presiden Jokowi sebelumnya menegaskan bahwa kebijakan ini membantu Indonesia menghadapi tantangan pandemi. 
 
"Alhamdulillah, Indonesia telah berhasil mengatasi tantangan besar akibat pandemi tersebut dengan hasil yang baik. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis kesehatan dengan cepat dan baik," ujar Jokowi dalam pidato RUU APBN 2024 dan Nota Keuangan di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta, pada Rabu, 16 Agustus 2023.

Infrastruktur Menopang Ketahanan Ekonomi

Salah satu faktor yang menopang ketahanan ekonomi Indonesia adalah pembangunan infrastruktur yang masif dalam 10 tahun terakhir. Presiden Jokowi menekankan bahwa pembangunan infrastruktur ini tidak hanya meningkatkan daya saing Indonesia, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi rakyat. 
 
"Kita tahu dari pembangunan infrastruktur ini, world competitiveness ranking kita naik dari angka 34 melompat ke 27. Daya saing itu yang ingin kita raih dari pembangunan-pembangunan yang ada, selain pemanfaatan infrastruktur itu untuk rakyat," jelasnya.

Pertumbuhan Ekonomi Terjaga di Atas 5%

Meskipun pandemi memberikan tantangan besar, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu terjaga di atas 5%. Beberapa wilayah, seperti Papua dan Maluku, bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6%, dengan Maluku Utara mencatat pertumbuhan lebih dari 20%. 
 
Pada semester I-2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,08% dibandingkan dengan semester I-2023 (cumulative-to-cumulative/c-to-c), dengan pertumbuhan terbesar terjadi di sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib dengan kenaikan 10,25%.

Inflasi Terkendali dan Daya Beli Terjaga

Selama pandemi, inflasi di Indonesia berhasil dikendalikan di kisaran 2-3%, jauh lebih rendah dibandingkan banyak negara lain yang mengalami inflasi tinggi. Ferry menekankan bahwa inflasi yang terjaga merupakan hasil dari upaya pemerintah dan Bank Indonesia dalam menetapkan target inflasi yang sesuai. 
 
"Inflasi tidak boleh terlalu rendah karena akan mengganggu produsen. Di sisi lain, inflasi yang terlalu tinggi juga akan berdampak negatif pada daya beli konsumen. Kami berusaha untuk mencapai keseimbangan antara produsen dan konsumen," kata Ferry.
 
Peran Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sangat signifikan dalam menjaga stabilitas ini. Sebagai bentuk apresiasi, Kementerian Keuangan memberikan insentif kepada daerah yang berhasil menjaga inflasi di wilayah masing-masing.

Ekonomi yang Tangguh dan Siap Menghadapi Tantangan


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya menjaga faktor-faktor pendukung pertumbuhan ekonomi agar target pertumbuhan 5,2% di semester II-2024 dapat tercapai. 
 
"Kita akan fokus pada konsumsi, investasi, ekspor, dan impor. Di semester kedua, khususnya pada kuartal ketiga dan keempat, kami akan terus memantau faktor-faktor ini agar pertumbuhan ekonomi dapat tetap stabil di kisaran 5,1 hingga 5,2 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, 5 Agustus 2024.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan