“Bagaimana agar kita dapat tumbuh tinggi dan mampu mencapai target yang diinstruksikan oleh pemerintah," kata ekonom Perbanas David Sumual, dalam keterangan yang dikutip Senin, 30 September 2024.
Hal tersebut diungkap David dalam seminar bertajuk 'Menavigasi Strategi Bisnis di Era Suku Bunga Tinggi dan Hancurnya Kelas Menengah'. Dalam seminar itu, dia menyoroti kondisi perekonomian, khususnya terkait tren era suku bunga tinggi di tingkat global, yang diperkirakan masih akan berlanjut.
"Kami yakin dengan sinergi bersama kita dapat menghadapi itu semua, pemerintah dapat mengeluarkan blue print-nya, dan menyiapkan langkah-langkah strategisnya serta dukungan investasinya di bidang digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi penyaluran kredit,” lanjut David.
Baca: Mengenal Mitokondria pada Sel Tumbuhan: Fungsi dan Strukturnya |
Ketua APRINDO Roy Mandey menyoroti degradasi kelas menengah, salah satunya di segmen micro trends. Roy menyebut segmen degradasi micro trends dikarenakan perubahan iklim dan invasi.
Roy Mandey mengusulkan semua data yang dikumpulkan dapat diteruskan ke pemerintah. “Saya mengusulkan semua data-data yang kita kumpulkan dari berbagai pihak seperti, akademisi maupun pelaku usaha kita salurkan ke pemerintah untuk dijadikan white papper terutama untuk pemerintahan baru yang akan dimulai per 20 Oktober mendatang,” kata dia.
Wakil Ketua Umum DPP REI Hari Ganie menyebut kenaikan suku bunga yang menjadi tren global, memberi dampak pada KPR, KPA, dan suku bunga acuan di Indonesia. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pelaku usaha perumahan.
"Peluang dan tantangannya antara lain, adanya kebijakan PPN OTP yang memberikan dorongan realisasi properti rumah tapak (KPR)dan rumah susun komerisal (KPA) pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024. Lalu adanya penyerapan PPN DTP sebesar 50 persen selama Juli-Agustus 2024 yang terkendala sistem aplikasi SiKumbang yang memiliki banyaknya persyaratan,” ujar Hari Gani.
Bagi pemerintah, suku bunga tinggi akan berdampak kepada optimalisasi setoran pajak khususnya pajak pertambahan nilai (PPN). Hal tersebut bisa menyebabkan ekonomi tumbuh stagnan atau bisa jadi menurun.
Mengutip dari informasi dari Kemenkeu, menyebutkan bahwa Kemenkeu akan mewaspadai dampak kenaikan suku bunga acuan terhadap sektor pembiayaan. Termasuk dampaknya kepada naiknya beban pembiayaan atau cost of fund yang terjadi di perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News