Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 tumbuh sebesar 5,01 persen. Jika dibandingkan kuartal IV-2021 lalu, laju pertumbuhan ekonomi terkontraksi 0,96 persen.
"Tingginya angka pertumbuhan ekonomi pada kisaran kuartal I-2022 ini selain karena pulihnya aktivitas masyarakat, faktor lainnya juga karena low base effect pada kuartal I-2021, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 itu terkontraksi 0,70 persen," jelas Kepala BPS Margo Yuwono dalam video conference, Senin, 9 Mei 2022.
Adapun nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga tercatat sebesar Rp4.513 triliun. Angka ini meningkat tipis dari kuartal IV-2021 yang sebesar Rp4.498 triliun. Sementara PDB atas dasar harga konstan pada kuartal I-2022 sebesar Rp2.819 triliun, turun dari Rp2.846 triliun di kuartal IV-2021.
Di sisi lain, BPS mencatat mobilitas masyarakat mulai meningkat yang kemudian berimbas pada aktivitas ekonomi yang terus menguat.
Kapasitas produksi terpakai industri pengolahan naik sebesar 72,45 persen. Indeks penjualan eceran riil tumbuh 12,17 persen, PMI Bank Indonesia mencapai 51,77 persen, lebih tinggi dari 50,01 persen pada kuartal I-2021.
Baca juga: Situasi Global Bergejolak, Daya Beli Masyarakat RI Tangguh
Kemudian konsumsi listrik untuk segmen industri tumbuh sebesar 15,44 persen, impor barang modal, bahan baku, dan barang konsumsi masing masing tumbuh sebesar 30,68 persen, 33,44 persen, dan 11,77 persen.
Lalu penjualan mobil penumpang tumbuh sebesar 45,95 persen, jumlah penumpang angkutan udara tumbuh sebesar 58,13 persen, jumlah wisman melalui pintu utama tumbuh 228,24 persen, penerimaan PPh Pasal 21 tumbuh sebesar 18,8 persen, penerimaan PPh Badan tumbuh sebesar 136 persen.
"Dan seiring dengan membaiknya kondisi pandemi, belanja barang dan bantuan sosial khususnya untuk penanganan covid-19 dan masyarakat terdampak turun masing masing sebesar 33,99 persen dan 30,22 persen," tuturnya.
"Tingginya angka pertumbuhan ekonomi pada kisaran kuartal I-2022 ini selain karena pulihnya aktivitas masyarakat, faktor lainnya juga karena low base effect pada kuartal I-2021, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 itu terkontraksi 0,70 persen," jelas Kepala BPS Margo Yuwono dalam video conference, Senin, 9 Mei 2022.
Adapun nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga tercatat sebesar Rp4.513 triliun. Angka ini meningkat tipis dari kuartal IV-2021 yang sebesar Rp4.498 triliun. Sementara PDB atas dasar harga konstan pada kuartal I-2022 sebesar Rp2.819 triliun, turun dari Rp2.846 triliun di kuartal IV-2021.
Di sisi lain, BPS mencatat mobilitas masyarakat mulai meningkat yang kemudian berimbas pada aktivitas ekonomi yang terus menguat.
Kapasitas produksi terpakai industri pengolahan naik sebesar 72,45 persen. Indeks penjualan eceran riil tumbuh 12,17 persen, PMI Bank Indonesia mencapai 51,77 persen, lebih tinggi dari 50,01 persen pada kuartal I-2021.
Baca juga: Situasi Global Bergejolak, Daya Beli Masyarakat RI Tangguh
Kemudian konsumsi listrik untuk segmen industri tumbuh sebesar 15,44 persen, impor barang modal, bahan baku, dan barang konsumsi masing masing tumbuh sebesar 30,68 persen, 33,44 persen, dan 11,77 persen.
Lalu penjualan mobil penumpang tumbuh sebesar 45,95 persen, jumlah penumpang angkutan udara tumbuh sebesar 58,13 persen, jumlah wisman melalui pintu utama tumbuh 228,24 persen, penerimaan PPh Pasal 21 tumbuh sebesar 18,8 persen, penerimaan PPh Badan tumbuh sebesar 136 persen.
"Dan seiring dengan membaiknya kondisi pandemi, belanja barang dan bantuan sosial khususnya untuk penanganan covid-19 dan masyarakat terdampak turun masing masing sebesar 33,99 persen dan 30,22 persen," tuturnya.
Berikut kontribusi ekonomi berdasarkan wilayah:
- Pulau Jawa berkontribusi terhadap PDB sebesar 57,78 persen.
- Sumatra sebesar 21,96 persen.
- Kalimantan 9,29 persen.
- Sulawesi sebesar 6,73 persen.
- Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,66 persen.
- Maluku dan Papua sebesar 2,58 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News