Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. FOTO: BKPM
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. FOTO: BKPM

Pemerintah Segera Batasi Ekspor Sejumlah Bahan Mentah

Antara • 07 Juli 2022 09:49
Solo: Pemerintah Republik Indonesia segera membatasi ekspor sejumlah bahan mentah untuk memastikan terjaganya hilirisasi di dalam negeri. Harapannya bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya sempat terguncang akibat pandemi covid-19.
 
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pada pertemuan Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 mengatakan energi hijau, terjaganya lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat menjadi tujuan dari kebijakan tersebut.
 
"Guna melakukan investasi ke depan terhadap pengelolaan sumber daya alam Indonesia kami melakukan hilirisasi dalam rangka menciptakan nilai tambah," katanya, dilansir dari Antara, Kamis, 7 Juli 2022.

Ia mengatakan langkah tersebut sejalan dengan visi besar Presiden Joko Widodo tentang transformasi ekonomi. Menurut dia, salah satu bahan mentah yang dalam waktu dekat akan dibatasi volume ekspornya adalah nikel.
Baca: G20 Rekomendasikan Ada Intervensi Teknologi di Sektor Pertanian

"Terkait dengan nikel saya pikir harus kami perjuangkan, tahun ini kami akan menyetop ekspor bauksit mentah," ucapnya.
 
Meski belum memastikan kapan larangan ekspor tersebut diterapkan mengingat saat ini masih sedang dalam proses kajian, ia mengatakan, sesuai dengan perintah Presiden kebijakan tersebut akan dilakukan mulai tahun ini.
 
Selanjutnya, mulai tahun depan langkah serupa juga akan diterapkan pada untuk komoditas timah. Ia mengatakan penghasil timah terbesar di dunia yakni Tiongkok, sedangkan Indonesia menempati posisi kedua, tetapi Indonesia justru menjadi eksportir terbesar untuk komoditas tersebut.
 
"Kami baru melakukan hilirisasi tidak lebih dari lima persen, berapa kehilangan kita," katanya.
 
Oleh karena itu, hilirisasi harus dilakukan karena berdampak pada terjaganya lingkungan. "Kalau tidak penambangan liar akan terus terjadi, penambangan yang tidak bisa mengukur kapasitas volume produksi kita. Ini kan bahaya. Jadi kami mengelola, pengetatan dalam rangka mendorong terwujudnya industri yang ramah lingkungan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan