Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam penyampaian kerangka ekonomi makro pokok-pokok kebijakan fiskal 2019 pada DPR mengatakan pemerintah akan mendorong defisit keseimbangan primer ke arah yang lebih positif.
"Pemerintah akan mendorong keseimbangan primer menuju positif untuk memperkuat kesehatan APBN," kata Ani di Jakarta Pusat, Jumat, 18 Mei 2018.
Defisit keseimbangan primer menandakan adanya pinjaman atau utang yang digunakan untuk membayar bunga utang yang jatuh tempo pada tahun tersebut. Sehingga, ibarat gali lubang tutup lubang, utang pemerintah digunakan untuk membayar atau mencicil utang di masa lalu, atau bukan digunakan untuk kegiatan produktif.
Baca: Utang Indonesia Ibarat Memiliki Sebuah Rumah
Dengan defisit primer yang mengecil atau menuju ke arah yang positif mengartikan bahwa kegiatan gali lubang tutup lubang tersebut porsinya makin kecil.
Dari catatan yang ada, defisit keseimbangan primer makin ke sini makin membaik, dari 1,24 persen di 2015, mengecil ke 1,01 persen di 2016, lalu ke level 0,89 persen di 2017 dan ditargetkan ke arah 0,59 persen di 2018. Angka tersebut diharapkan akan makin membaik.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan defisit dan rasio utang secara umumm pun akan tetap dikendalikan dengan kecenderungan untuk menurunkan dalam batas aman. Tahun depan, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) akan diusahakan untuk bergerak ke arah 28,80 persen atau lebih kecil dari target tahun ini yang sebesar 29,07 persen.
Lebih lanjut, untuk jangka menengah yakni hingga 2022, rasio utang tersebut diharapkan akan berkurang hingga pada level 26,25 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id