"Segera selesaikan, Kalau bisa jangan empat tahun, dua tahun selesai. Dikebut," ujar Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan pabrik baru polyethylene PT Chandra Asri, Cilegon, Jumat, 6 Desember 2019.
Menurut Jokowi, jumlah impor bahan baku petrokimia masih besar. Ia mengatakan neraca dagang ekspor impor seluruh bahan kimia Indonesia masih defisit Rp193 triliun pada 2018.
Angka tersebut salah satu hal yang memberatkan neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan. Begitu juga dengan kebutuhan polyethylene yang mencapai 2,3 juta ton per tahun.
Saat ini, kapasitas produksi nasional baru mencapai 780 ribu ton per tahun. Artinya Indonesia masih mengimpor bahan polyethylene 1,52 juta ton per tahun.
"Jangan berikan dong peluang peluang seperti ini ke negara lain. Kalau kita bisa membuat sendiri kenapa harus impor," ujarnya.
Jokowi berharap PT Chandra Asri sebagai pionir industri petrokimia terus menanamkan modal investasi. Sehingga, impor bahan petrokimia benar-benar disetop."Harus terus kita berikan ruang agar nantinya yang namanya impor bahan petrokimia betul-betul setop, dan kita justru bisa ekspor," jelas Jokowi.
Di sisi lain, menurut dia, penanaman modal tersebut diharapkan berimbas langsung kepada penyerapan tenaga kerja. Ia meyakini setiap penanaman modal akan menggerakkan roda ekonomi.
"Akan bantu dan kontribusi gerakkan roda ekonomi, bukan hanya di Cilegon dan Banten saja," jelasnya.
Pabrik baru polyethylene milik PT Chandra Asri Petrochemical ini senilai USD380 juta di Cilegon, Banten. Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan selama pembangunan pabrik baru ini akan menyerap tenaga kerja mencapai 25 ribu orang, di antaranya tenaga kerja ahli seperti engineer.
"Kami ingin berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan pemerintah atas dukungan yang diberikan. Kami berkomitmen untuk menjadi terus mitra pertumbuhan Indonesia," kata Erwin di kawasan pabrik Chandra Asri.
Erwin mengatakan pabrik ini mampu memproduksi 400 ribu ton dan akan menjadikan total produksi polyethylene Chandra Asri menjadi 736 ribu ton per tahun. Pabrik baru ini akan memproduksi High Density Polythylene (HDPE), Linear Low Density Polyethylene (LLDPE), dan Metallocene LLDPE (mLLDPE).
Adapun, pembangunan mencapai 97 persen pada April 2019 dan ditargetkan memulai produksi komersial pada kuartal IV 2019.
Menurut Erwin, kebutuhan bahan baku polyethylene di Indonesia meningkat pesat seiring laju pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini, kata dia, industri petrokimia di Tanah Air masih mengimpor sekitar 40-50 persen.
"Inilah alasan kami untuk fokus pada peningkatan kapasitas demi memenuhi permintaan domestik," ujarnya.
Peningkatan kapasitas pabrik poylethylene Chandra Asri diharapkan dapat menjadi substitusi impor dan menghemat devisa negara sebesar Rp8 triliun. Pabrik baru ini juga telah mendapat kebijakan tax holiday dari pemerintah, kebijakan yang telah menciptakan iklim investasi yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id