Kepala BPS Margo Yuwono. Foto: dok BPS.
Kepala BPS Margo Yuwono. Foto: dok BPS.

BPS: Nilai Tukar Petani Desember 2022 Naik 1,11%

Despian Nurhidayat • 02 Januari 2023 15:24
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Desember 2022 tercatat mencapai 109,00 atau naik 1,11 persen dibandingkan November 2022. Peningkatan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 1,83 persen lebih tinggi dari indeks harga yang dibayar petani yang hanya naik 0,72 persen.
 
"Komoditas dominan yang berpengaruh pada kenaikan indeks yang diterima petani berasal dari kenaikan harga komoditas gabah, cabai rawit, karet, dan kelapa sawit," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam Jumpa Pers Rilis Berita Resmi Statistik, Senin, 2 Januari 2023.
 
Lebih lanjut, kenaikan NTP tertinggi terjadi di subsektor hortikultura sebesar 4,58 persen. Peningkatan terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 5,28 persen lebih tinggi dari indeks yang dibayar petani yang hanya naik 0,67 persen. Komoditas dominan di sektor hortikultura berasal dari sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat.

Jika dilihat dari sebarannya, 22 provinsi mengalami kenaikan NTP. Kenaikan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat sebesar 2,26 persen. Selebihnya, satu provinsi tidak berubah dan 11 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP dan penurunan tertinggi di Sulawesi Barat sebesar 2,47 persen.
 
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada Desember 2022 mencapai 108,96 atau naik 1,59 persen dibandingkan November 2022. Peningkatan NTUP ini juga terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 1,83 persen lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya naik sebesar 0,24 persen.
 
Baca juga: Sudah 3 Tahun Terakhir, Pertanian Jadi Bantalan Ekonomi RI

 
Subsektor NTUP yang mengalami peningkatan tertinggi terjadi di hortikultura sebesar 5,11 persen. Kenaikan NTUP hortikultura disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 5,28 persen lebih tinggi dari biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,15 persen.
 
"Sementara itu, sebaran NTUP dari catatan kami, 25 provinsi mengalami kenaikan NTUP dengan peningkatan tertinggi di Jawa Timur sebesar 2,73 persen. Sisanya sembilan provinsi mengalami penurunan NTUP dan penurunan terdalam terjadi di Provinsi Maluku yang turun 1,91 persen," ucap Margo.
 
Selain itu, Margo juga menjelaskan mengenai perkembangan harga gabah di tingkat petani pada Desember 2022. Untuk gabah kering panen meningkat 4,20 persen secara bulanan (mtm) dan meningkat 17,83 persen jika bandingkan Desember 2022 atau secara tahunan (yoy).
 
"Gabah kering giling juga meningkat sebesar 6,95 persen mtm dan 21,75 persen yoy. Sedangkan harga beras grosir pada Desember 2022 meningkat 3,19 persen mtm dan 8,95 persen yoy. Harga beras eceran meningkat 2,30 persen mtm dan 6,23 persen yoy," pungkasnya.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan