Berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), capaian Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global pada Juni menyentuh level 52,5, naik signifikan dibandingkan bulan sebelumnya di level 50,3.
"Yang harus diperhatikan adalah memastikan level inflasi itu pada target yang ditetapkan pemerintah, karena inflasi ini kecenderungan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," kata Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet dilansir Media Indonesia, Selasa, 4 Juli 2023.
Pemerintah menargetkan laju inflasi di tahun ini sebesar 3,3 persen secara year on year (yoy). Menurut Rendy, bila pemerintah mempertahankan prospek ekonomi di level yang ditargetkan, maka pelaku usaha atau pun investor bisa melakukan penambahan kapasitas produksi bagi industri manufaktur.
"Upaya ini agar ada kenaikan dari PMI itu sendiri," ucapnya.
Baca juga: 3 Faktor Ini Sebabkan Manufaktur RI Tetap Kuat |
Dia berpandangan, jika inflasi beranjak terlalu tinggi, maka akan menekan daya beli sehingga pada muaranya juga akan menekan konsumsi rumah tangga dalam perekonomian secara umum. Sehingga, upaya menjaga inflasi berada pada target dapat menjadi pencapaian yang harus diraih pemerintah dalam konteks menjaga level PMI manufaktur berada di level ekspansif.
Secara terpisah, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2023 dengan level 52,5 mampu melampaui PMI Manufaktur ASEAN (51,0), Malaysia (47,7), Myanmar (50,4), Filipina (50,9), Taiwan (44,8), Vietnam (46,2), Jepang (49,8), China (50,5), Korea Selatan (47,8), Inggris (46,2), dan Prancis (45,5).
Kenaikan PMI Manufaktur Indonesia pada Juni, dinilai sejalan dengan kenaikan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang telah rilis sebelumnya, bahwa IKI di Juni 2023 mencapai 53,93 atau meningkat 3,03 poin dibandingkan Mei 2023.
"Alhamdulillah, aktivitas industri manufaktur kita terus bergeliat. Ini ditandai capaian PMI Manufaktur Indonesia tetap di fase ekspansif hingga 22 bulan berturut-turut," ucap Agus dalam keterangannya.
Ia menjelaskan selama ini industri manufaktur memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu, pemerintah bertekad untuk fokus menjalankan kebijakan-kebijakan strategis yang mendukung sektor industri seperti menjaga ketersediaan bahan baku dan energi, perluasan pasar, pengoptimalan produk dalam negeri, serta substitusi impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News