Ilustrasi. FOTO: dok MI
Ilustrasi. FOTO: dok MI

Juara! 4 Faktor Ini Sumber Indonesia Menjadi Pemimpin di ASEAN, Apa Saja?

Angga Bratadharma • 15 Maret 2023 12:02
Jakarta: Indonesia memegang tampuk kepemimpinan ASEAN tahun ini setelah sukses menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022. Tema ASEAN Summit tahun ini, 'ASEAN matters: Epicentre of Growth' menggarisbawahi perjalanan ekonomi dan perkembangan di kawasan dalam dua dasawarsa terakhir.
 
Selain itu, menyasar pada masa depan yang berkelanjutan, stabil, dan inklusif, didukung birokrasi yang baik dan efisien sebagai tulang punggung. Melalui riset bertajuk 'DBS Focus, Indonesia: Bright spot in a vibrant ASEAN-6 region', DBS Group Research menilik kemampuan Indonesia dalam peran sentralnya di ASEAN berdasarkan atas sejumlah faktor.
 
Mengutip keterangan tertulis DBS, Rabu, 15 Maret 2023, mari simak faktor tersebut yakni:

Faktor demografi yang mendukung

Indonesia, yang berpenduduk 273 juta jiwa, adalah negara dengan penduduk terbesar di ASEAN-6, dan keempat terbesar di dunia. Hal ini membawa keuntungan demografis cukup besar, karena penduduknya tidak hanya relatif muda jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan itu, tetapi proporsi penduduk usia kerjanya juga menguntungkan, yang meningkat rata-rata 1,8 persen dalam satu dasawarsa terakhir.

Pulau Jawa menjadi jantung perekonomian nusantara, dengan jumlah penduduknya mencakup sekitar 55 persen dari total jumlah penduduk secara nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari separuh PDB nasional.
 
Baca: Seluruh Dunia Pantau Bangkrutnya Silicon Valley Bank

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, urbanisasi juga tumbuh stabil, mencapai 57 persen dari penduduk, menurut Bank Dunia. Perekonomian Indonesia diperkirakan kembali ke status pendapatan menengah ke atas dalam beberapa tahun ke depan. Ada rencana memperluas ukuran kelas menengah, dari seperlima penduduk saat ini menjadi 45-50 persen.
 
Meskipun hal di atas memberikan peluang unik untuk mendorong pertumbuhan melalui perluasan sumber tenaga kerja, dan upah kompetitif, yang kemungkinan besar meningkatkan PDB per kapita, namun memastikan terciptanya lapangan kerja bermutu dan pendidikan/pelatihan keterampilan memadai menjadi prioritas utama bagi pemerintah untuk jangka menengah.

Potensi sumber daya alam yang besar

Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah, meliputi komoditas pertanian (misalnya, minyak kelapa sawit, karet), minyak mentah, dan logam/mineral, seperti, batu bara, bijih besi, bijih tembaga, nikel, gas alam, dan timah. Setengah dari keranjang ekspor terdiri atas komoditas primer yang mengimplikasikan kinerja sektor perdagangan memiliki kepekaan relatif tinggi terhadap siklus harga global.
 
Meskipun demikian, selama masa kejayaan, harga tinggi memberikan dampak menguntungkan, terutama bagi provinsi kaya akan sumber alam. Kendati Indonesia menjadi eksportir komoditas bijih besi tradisional, selama dasawarsa terakhir ada upaya bersama untuk menarik lebih banyak kemampuan manufaktur di industri hilir, termasuk produksi baja, aluminium, kaca, baterai kendaraan listrik (EV), dan lain-lain.
 
Baca: 5 Cara Ini Bisa Tingkatkan Penjualan Pelaku Bisnis Selama Ramadan, Yang Terakhir Bikin Greget!

Selain komoditas besi, Indonesia memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia dan menjadi rumah bagi lahan gambut terbesar di dunia, yang menyimpan sejumlah besar karbon, yang dapat memitigasi dampak perubahan iklim, kata Bank Dunia.

Dorongan dan integrasi investasi kuat

Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbesar ke-10 di dunia berdasarkan atas paritas daya beli (PPP) dan termasuk dalam 20 besar dunia dalam hal PDB nominal. Berdasarkan atas PPP, pangsanya terbesar di antara negara lain di kawasan itu. Secara riil, perekonomian Indonesia tumbuh rata-rata lima persen secara tahunan pada dasawarsa sebelum pandemi, sementara laju pertumbuhannya melambat dari 6 persen pada awal 2010-an menjadi 5,0 persen antara 2014-2019.
 
PDB per kapita meningkat hampir tujuh kali lipat, membantu menurunkan proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan menjadi di bawah 10 persen. Di luar rencana pembangunan jangka menengah nasional untuk 2020-2024 (yang sebagian terganjal oleh pandemi), ada rencana untuk melipatgandakan PDB per kapita dalam dasawarsa ini, dengan asumsi pertumbuhan rata-rata lebih tinggi, sebesar enam persen antara 2025-2030.
 
Persiapan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, dengan nama Nusantara, sedang berlangsung. Pembangunan ibu kota baru akan selesai dalam dua dasawarsa mendatang. Dengan pemilihan presiden dijadwalkan pada 2024, pemerintahan berikut diharapkan meneruskan proyek infrastruktur ibu kota, memenuhi kebutuhan pembiayaan, selain memindahkan kantor pemerintah dan regulator selama beberapa tahun ke depan.

Perkembangan positif digitalisasi

Jumlah pengguna Internet di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan tercepat di antara negara tetangga di Asia Tenggara. Pengguna Internet mencapai sekitar 80 persen dari penduduk (berdasarkan atas data DBS), dengan pergerakkan dipercepat oleh pandemi. Di antara pengguna baru, lebih dari setengahnya berasal dari wilayah non-metro, yang membuktikan bahwa digitalisasi membantu mengatasi kesenjangan urbanisasi (e-Conomy SEA oleh Google, Bain & Kajian Temasek pada 2020).
 
Selain itu, lebih dari 90 persen konsumen baru berencana terus menggunakan layanan digital, yang membuktikan bahwa mereka adalah konsumen setia digital. Adopsi pengguna digital di perkotaan menjadi yang tertinggi, yaitu 89 persen untuk e-commerce, 60 persen untuk belanja, 79-80 persen untuk transportasi, dan pengantaran makanan, kata kajian itu dalam terbitan 2022.
 
Baca: 2 Analisis Sri Mulyani terkait Runtuhnya Silicon Valley Bank

Penetrasi semakin dalam dan minat semakin besar terhadap aplikasi menyebabkan nilai barang dagangan bruto (GMV) melonjak 22 persen menjadi USD77 miliar pada 2022 dan akan meningkat dua kali lipat menjadi USD130 miliar pada 2025, kata kajian tersebut. Secara terpisah, pembayaran digital juga mencatatkan penetrasi tinggi, dengan nilai transaksi elektronik naik 26,1 persen secara tahunan pada Januari 2023 dan transaksi perbankan digital naik 28 persen secara tahunan.
 
Selain dorongan konsumen lebih luas, revolusi digital di Indonesia juga berkembang pesat. Sebagai contoh, survei Startup Ranking menunjukkan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di ASEAN dalam kelompok sepuluh besar dalam hal jumlah perusahaan rintisan (startup), yang sebagian besar terpusat di wilayah Jabodetabek, wilayah metropolitan Jakarta.
 
Penduduk muda dan melek digital menetapkan basis lebih tinggi untuk peluang pengembangan, termasuk prasarana lunak lebih baik, yang akan berujung pada produktivitas tinggi tenaga kerja, kemampuan manufaktur lebih baik, inklusi keuangan, penguatan infrastruktur sosial, serta limpahan positif dari teknologi baru, seperti, AI/Internet of Things, dan lain-lain.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan