Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO: Kemenko Perekonomian
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO: Kemenko Perekonomian

Kartu Prakerja Dinilai Jadi Program Pemerintah Paling Masif di Indonesia

Angga Bratadharma • 20 Desember 2022 14:03
Jakarta: Sebagai program yang menarik minat masyarakat begitu tinggi, Kartu Prakerja telah menjadi satu-satunya program Government to People yang paling masif di Indonesia. Inklusivitas Program Kartu Prakerja yang menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat menjadi salah satu indikator keberhasilannya.
 
Pemanfaatan teknologi digital dalam penyelenggaraan program ini juga sejalan dengan kondisi pandemi yang sedang dihadapi. Inklusivitas Program Kartu Prakerja telah menjangkau sekitar tiga persen penyandang disabilitas, 2,9 persen pekerja migran Indonesia, 47,59 persen penerima dari 212 kabupaten/kota lokus prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem di 2020-2022.
 
Kemudian 19 persen berpendidikan SD atau sederajat, dan 49 persen perempuan. Di 2022, sedikitnya sekitar Rp8,72 triliun insentif telah disalurkan. "Yang daftar lebih dari 40 juta, yang diterima sekitar 16,4 juta. Semuanya dari 514 kabupaten/kota," ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dilansir dari keterangan tertulisnya, Selasa, 20 Desember 2022.

"Artinya, selama pandemi kita bisa melihat bahwa infrastruktur digital kita relatif merata. Dari kuota yang diberikan ke daerah-daerah itu bisa terisi, dengan demikian sifat inklusif kartu prakerja menjadi tinggi. 212 kabupaten/kota di antaranya merupakan daerah miskin, sehingga target menjangkau banyak pihak dengan teknologi digital itu bisa diwujudkan," ucapnya.
Baca: Kebijakan Impor Beras Dianggap Merugikan Petani

Penyelenggaraan kartu pekerja dilakukan 100 persen secara daring sehingga dapat menjangkau dengan sangat luas. Pemanfaatan teknologi digital juga digunakan untuk pendaftaran, penyaringan peserta, hingga penyelenggaraan pelatihan.
 
Apalagi di masa pandemi covid-19, pelatihan dilaksanakan 100 persen secara daring,, menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah dalam penanggulangan covid-19. "(Kartu Prakerja) menjadi program dengan platform teknologi," ucap Airlangga.
 
"Karena apabila dengan sistem analog atau manual, tidak mungkin ada satu kementerian bisa meng-handle pendaftaran 40,8 juta dan memprosesnya. Jadi kalau tidak menggunakan digital, tidak menggunakan AI, ini tidak bisa. Termasuk juga bagaimana menyeleksi inclusiveness, kalau kita tidak menyaring dengan teknologi, tentu akan sulit," tambah Airlangga.
 
Seiring dengan mulai pulihnya pandemi covid-19 yang akan menjadi endemi, Komite Cipta Kerja diharapkan segera menjalankan Skema Normal dengan pelatihan offline yang merupakan desain awal Program Kartu Prakerja.
 
Skema Normal merupakan skema program Kartu Prakerja yang lebih memfokuskan bantuan untuk meningkatkan skill dan produktivitas angkatan kerja, berupa bantuan biaya pelatihan secara langsung kepada peserta dan juga insentif usai menyelesaikan pelatihan, dengan ragam pelatihan skilling, reskilling, dan upskilling.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan