Sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang mampu tumbuh sebesar 5,08 persen secara tahunan (yoy) dengan kontribusi sebesar 12,96 persen terhadap PDB.
Sedangkan dari sisi demand, sektor Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 5,06 persen (yoy) dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 52,62 persen.
Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi juga terus meningkat, terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2023 sebesar 123,8 dan lebih tinggi dibandingkan November yang tercatat sebesar 123,6.
"Kinerja perdagangan juga baik dari segi ekspor positif terus. Bahkan kita positif dengan Tiongkok. Nah, ini tentunya akibat daripada kebijakan hilirisasi," kata Airlangga dikutip dari siaran pers, Rabu, 17 Januari 2024.
"Kita tidak membayangkan, kita pada titik di 2023 kita bisa positif dengan Tiongkok. Bahkan kita positif dengan hampir seluruh mitra dagang kita, dengan Eropa, dengan India, dengan Amerika. Sehingga tentu ini merupakan kunci daripada kekuatan perekonomian kita,” sambung dia.
Baca juga: Hilirisasi dan Dekarbonisasi Jadi Daya Gedor Pertumbuhan Ekonomi 2024 |
Sektor ritel jadi indikator
Airlangga juga mengatakan, sektor ritel menjadi indikator untuk melihat bagaimana ekonomi makro berjalan, salah satunya dengan memperhatikan kinerja penjualan ritel.Bank Indonesia mencatat Indeks Penjualan Riil Desember 2023 tetap kuat yaitu sebesar 217,9 atau tumbuh 0,1 persen (yoy). Secara bulanan, penjualan eceran juga diperkirakan meningkat di Desember sebesar 4,8 persen secara bulanan (mtm) sejalan dengan meningkatnya permintaan karena perayaan Natal dan Tahun Baru.
Melansir data dari Euromonitor, jumlah ritel di Indonesia pada 2022 mencapai 3,98 juta unit, yang mencakup toko kelontong tradisional hingga hypermarket.
Laporan tersebut juga mencatat penjualan ritel di Indonesia mencapai USD100,4 miliar atau setara Rp1.526,2 triliun, meningkat 8,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ini menunjukkan peranan ritel untuk menunjang ekonomi serta pemenuhan kebutuhan konsumen," ucap dia.
Untuk menjaga agar bisnis ritel tetap tumbuh, pemerintah saat ini telah melakukan penyempurnaan regulasi terkait kemudahan impor dan kemudahan berusaha terutama terkait perizinan berusaha yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Mengakomodir pola bisnis perusahaan global
Pemerintah juga telah mempertimbangkan pengaturan yang mengakomodir pola bisnis perusahaan global yang mengimplementasikan global supply chain dan ini akan menjadi salah satu kemudahan."Dalam pengembangan sektor ritel, kita harus mempelajari kebijakan negara lain, apakah itu tetangga kita Singapura maupun Thailand, itu menjadi benchmark bagaimana wisata belanja itu bisa digunakan sebagai driver ataupun sebagai pengungkit untuk mendatangkan wisatawan mancanegara," jelas dia.
Lebih lanjut, Airlangga menambahkan, sektor swasta sebagai tulang punggung ekonomi nasional harus berperan aktif dalam berinvestasi dan berinovasi menciptakan konsep baru dalam memenuhi kebutuhan dan gaya hidup konsumen saat ini.
"Tentu ritel ini menjadi hilirisasi daripada produk-produk nasional dan juga ritel ini menjadi salah satu masukan untuk pertumbuhan ekonomi. Nah, ini yang harus kita persiapkan," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News