Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: dok Kementerian Keuangan.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: dok Kementerian Keuangan.

Hilirisasi dan Dekarbonisasi Jadi Daya Gedor Pertumbuhan Ekonomi 2024

Antara • 17 Januari 2024 11:46
Medan: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Utara Firsal Dida Mutyara mengatakan hilirisasi dan dekarbonisasi menjadi dua hal yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.
 
"Hilirisasi ini sangat penting karena meningkatkan nilai tambah. Untuk dekarbonisasi, itu merupakan peluang bisnis," ujar Firsal dalam acara 'Sumut Economic Outlook 2024' di Medan, Rabu, 17 Januari 2024.
 
Dia melanjutkan hilirisasi produk perkebunan seperti kelapa sawit, kopi, dan karet menjadi kebutuhan untuk  mendongkrak perekonomian. Namun, Firsal menggarisbawahi hilirisasi juga harus berpedoman pada prinsip keberlanjutan.

Sementara terkait dekarbonisasi, Kadin Sumut mencatat ada lima aspek di dalamnya yang bisa dimanfaatkan untuk bisnis. Pertama adalah pengelolaan limbah terintegrasi, misalnya jasa penjemputan limbah terpilah dengan daur ulang yang dijual ke industri.
 
Kedua, menghasilkan kompos dengan lalat tentara hitam atau black soldier fly yang dapat mengonsumsi limbah makanan. Ketiga, mengubah limbah organik menjadi biogas yang bisa menjadi sumber panas industri.
 
Selanjutnya, gasifikasi untuk menghasilkan produk seperti gas sintetis, biochar atau arang dan bio-oil untuk kulit. Terakhir, mengembangkan fasilitas refused derived fuel (RDF), yang memadatkan limbah organik untuk dibuat sebagai bahan bakar co-firing atau pengganti batu bara.
 
Baca juga: Waduh! El Nino Bisa 'Sandera' Pertumbuhan Ekonomi
 

Tantangan dekarbonisasi


Firsal menyebutkan emisi limbah diperkirakan meningkat empat sampai lima kali sampai 2060. Akan tetapi, ada beberapa hal yang menjadi tantangan untuk dekarbonisasi sektor limbah.
 
Satu di antaranya adalah kecenderungan 80 persen limbah padat tercampur dari sumbernya. Kemudian, rantai nilai pengumpulan limbah daur ulang memakan waktu, sehingga menjadi kurang efisien.
 
Berikutnya, 70-85 persen air limbah domestik dibuang dalam sistem tertutup sehingga menghasilkan gas rumah kaca.
 
Lalu, dari total biasanya satu persen air limbah industri yang diolah, sedangkan 99 persennya air limbah yang menjadi emisi limbah industri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan