Ilustrasi. Foto: Unplash
Ilustrasi. Foto: Unplash

Setop Doom Spending! Ini Cara Cerdas Generasi Muda Kelola Uang Tanpa Hilang Bahagia

Annisa ayu artanti • 09 Juli 2025 15:06
Jakarta: Belakangan istilah doom spending ramai dibicarakan, terutama di kalangan milenial dan Gen Z. Doom spending adalah kebiasaan belanja impulsif untuk meredakan stres, kecemasan, atau tekanan hidup, terutama akibat masa depan yang terasa penuh ketidakpastian.
 
Fenomena ini makin diperparah oleh media sosial yang kerap memamerkan gaya hidup serba wah. Banyak anak muda akhirnya memilih belanja sebagai pelarian emosi dari checkout barang lucu, ikut tren terbaru, hingga berutang lewat pay later dan kartu kredit.

Doom spending bisa bahaya, ini kata ahli

Menurut Faculty Head Sequis Quality Builder Fandi Murdani, doom spending berpotensi menjadi masalah serius jika tidak disertai perencanaan keuangan yang disiplin.
 
“Menghentikan doom spending bukan berarti menghentikan kebahagiaan. Perilaku ini justru berdampak buruk pada stabilitas keuangan jangka panjang,” ujar Fandi dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 Juli 2025.

Sebaliknya, mengatur keuangan dengan bijak justru bisa membantu kamu tetap menikmati hidup tanpa rasa was-was soal masa depan.
 
Baca juga: Perlu Mental Sehat Gunakan Paylater Hindari FOMO dan Doom Spending

Tips anti doom spending

Berikut beberapa langkah cerdas dari Fandi agar kamu gak lagi jadi korban belanja impulsif:

1. Ganti belanja dengan aktivitas positif

Stres? Jangan buru-buru buka aplikasi belanja! Coba kegiatan lain seperti meditasi atau olahraga, menjalankan hobi, ngobrol santai dengan orang terdekat, nonton film atau baca buku inspiratif

2. Rencanakan keuangan dengan rumus 40-30-20-10

Supaya gaji kamu nggak cepat ludes, coba susun pengeluaran berdasarkan skala prioritas berikut:
 
40 persen untuk kebutuhan sehari-hari
30 persen untuk cicilan atau utang
20 persen untuk tabungan/investasi
10 persen untuk donasi atau sosial
 
Dengan pola ini, kamu tetap bisa ngopi, liburan, atau belanja tanpa bikin rekening kering.

3. Sediakan dana darurat

Dana darurat itu penting banget. Mulailah alokasikan 10-20 persen dari penghasilan untuk dana darurat. Gunanya? Buat kondisi tak terduga seperti biaya rumah sakit, perbaikan mobil, dan kehilangan pekerjaan. 
 
Tanpa dana darurat, kamu bisa terpaksa berutang dengan bunga tinggi saat keadaan darurat muncul.

4. Jangan skeptis, asuransi itu penting!

Asuransi adalah bagian dari perencanaan keuangan. Fandi menyarankan generasi muda untuk mulai mempertimbangkan:
 
- Asuransi kesehatan: untuk menanggulangi risiko biaya medis
- Asuransi jiwa: untuk perlindungan keluarga jika terjadi hal tak terduga

5. Investasi sejak dini

Daripada uang habis untuk belanja impulsif, kenapa gak mulai investasi? Kamu bisa mulai dari deposito dan reksa dana atau obligasi dan saham.
 
Pastikan kamu berinvestasi di platform yang legal dan diawasi OJK ya!
 
Mengubah kebiasaan doom spending bukan berarti kamu harus hidup super hemat dan gak menikmati hidup. Justru, dengan perencanaan yang baik, kamu bisa hidup tenang hari ini dan siap menghadapi masa depan.
 
Ingat, belanja boleh, tapi jangan sampai kamu belanja karena stres. Yuk, ubah kebiasaan jadi lebih bijak dan mulai kelola keuangan dengan cara yang sehat!
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan