Ilustrasi. Foto: MI/Usman Iskandar.
Ilustrasi. Foto: MI/Usman Iskandar.

Bersiap IPO, Lavender Bina Bidik Dana Segar Rp54,8 Miliar

Husen Miftahudin • 20 Desember 2022 20:33
Jakarta: Calon emiten pendidikan bimbingan belajar dan konseling swasta, PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan menawarkan 280 juta saham baru.
 
Emiten ini menawarkan harga saham sebesar Rp187 hingga Rp196 per lembar saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp40. Patokan harga tersebut memungkinkan perusahaan meraup dana segar maksimal Rp54,8 miliar.
 
Bersamaan dengan pencatatan saham akan dicatatkan pula sebanyak-banyaknya 224 juta Waran Seri I. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO BMBL, yakni PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT KGI Sekuritas Indonesia.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Deputy Director Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo Kamihadi mengatakan, jumlah saham perseroan yang ditawarkan mewakili 27,19 persen dari modal ditempatkan dan disetor BMBL setelah IPO saham.
 
"Dana segar yang berpotensi diraup BMBL sebanyak-banyaknya sebesar Rp54,8 miliar. Perseroan secara bersamaan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 224 juta Waran Seri I dengan perbandingan 10 saham baru mendapatkan delapan Waran Seri I," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 20 Desember 2022. 
 
Baca juga: Meramu IPO supaya Tetap Laris pada Tahun Resesi

 
Direktur Utama PT KGI Sekuritas Indonesia Antony Kristanto mengatakan, penawaran awal (book building) dilakukan pada 19-26 Desember 2022. Antony berharap, BMBL dapat menerima pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk IPO pada 29 Desember 2022 dan dapat dicatatkan di BEI pada 6 Januari 2023.
 
Direktur Utama BMBL Galih Pandekar mengatakan, akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sekitar 75 persen digunakan untuk capex berupa pelunasan pembelian apartemen dan bangunan, pembelian ruang kantor, penambahan ruang kelas, renovasi kantor dan ruang kelas, renovasi bangunan dan apartemen, pengembangan kanal pembelajaran digital, pengembangan konten untuk pembelajaran digital dan program Virtual Reality.
 
Kedua, lanjutnya, sekitar 25 persen akan digunakan untuk modal kerja berupa biaya pemasaran, biaya training dan biaya konsultan pengembangan (untuk SDM dan keuangan).
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
(HUS)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif