Berdasarkan data Bloomberg, Kamis, 4 Januari 2024, rupiah melemah 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp15.491 per USD.
Sementara itu, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.485 per USD. Pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi Rp15.490 per USD.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Kamis merosot ke posisi Rp15.525 per USD dari posisi sebelumnya Rp15.495 per USD.
Baca juga: Sikap Pasar Buat Rupiah Merosot, Ada Apa? |
Data ekonomi topang penguatan dolar AS
Analis ICDX Taufan Dimas Hareva mengatakan, pelemahan rupiah sora ini dipicu oleh penguatan dolar AS yang ditopang oleh peningkatan data manufaktur Amerika Serikat (AS)."Pada hari ini rupiah melemah diakibatkan oleh faktor penguatan mata uang dolar AS. Hal ini ditopang oleh data ekonomi AS yang rilis pada hari Rabu melaporkan, IMP Manufaktur ISM AS meningkat ," kata Dimas dilansir Antara, Kamis, 4 Januari 2024.
Taufan menuturkan data manufaktur ISM AS meningkat menjadi 47,4 pada bulan lalu, setelah tidak berubah di 46,7 selama dua bulan berturut-turut, meskipun tetap berada di wilayah kontraksi selama 14 bulan berturut-turut.
Selain itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan kondisi pasar tenaga kerja secara bertahap mereda.
Lalu, lowongan kerja di AS turun 62 ribu menjadi 8,79 juta untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan November.
Secara terpisah, risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) AS pada 12-13 Desember 2023 menunjukkan, pejabat Federal Reserve pada Desember meluncurkan perdebatan luas mengenai perubahan kebijakan moneter AS, dengan kekhawatiran baru mengenai berapa lama perekonomian dapat bertahan di bawah suku bunga tinggi saat ini.
Risalah rapat tersebut tidak memberikan penjelasan langsung mengenai kapan penurunan suku bunga akan dimulai.
Para peserta mencatat tingkat ketidakpastian yang luar biasa tinggi mengenai prospek ekonomi, dan kenaikan suku bunga lebih lanjut masih mungkin terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News