Ilustrasi. Foto: dok MI/Pius Erlangga.
Ilustrasi. Foto: dok MI/Pius Erlangga.

Yes! Rupiah Pagi Ini Balik ke Level Rp16.100-an/USD

Husen Miftahudin • 04 Juni 2024 09:32
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan, setelah berhari-hari terus ditekuk dolar Amerika Serikat (AS).
 
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 4 Juni 2024, rupiah hingga pukul 09.13 WIB berada di level Rp16.197 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 32 poin atau setara 0,20 persen dari Rp16.229 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.197 per USD, naik 27 poin atau setara 0,17 persen dari Rp16.220 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.
 
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.220 per USD hingga Rp16.270 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Baca juga: Rupiah Sukses Bikin Dolar AS Babak Belur, Selamat!
 

Indonesia alami deflasi


Adapun tingkat inflasi Indonesia pada Mei 2024, yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, mencapai 2,84 persen (yoy). Nilai ini lebih rendah dibandingkan posisi April sebesar 3,0 persen. Sedangkan secara bulanan, Indonesia pada Mei 2024 mengalami deflasi.
 
Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pangan dan energi. Kemudian, momen Ramadan dan Idulfitri yang telah usai membuat harga sektor pangan mengalami deflasi.
 
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan inflasi ini menjadi perhatian serius bagi otoritas moneter dalam mengambil kebijakan. BI memperkirakan inflasi berada dalam rentang 2,5 persen plus minus satu persen.
 
BI juga meyakini inflasi inti dapat terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali sejalan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi.
 
Meski demikian BI memperkirakan inflasi volatile food diprakirakan juga kembali menurun seiring peningkatan produksi akibat masuknya musim panen dan dukungan sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
 
Dia menjelaskan Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan moneter pro-stability dan meningkatkan sinergi kebijakan dengan Pemerintah Pusat-Daerah sehingga inflasi 2024 dan 2025 tetap terkendali dalam sasaran 2,5 persen plus minus satu persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan