Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi.
Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Sukses Bikin Dolar AS Babak Belur, Selamat!

Husen Miftahudin • 03 Juni 2024 16:26
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan ini menguat, melanjutkan penguatan saat pagi.
 
Mengutip data Bloomberg, Senin, 3 Juni 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.230 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 22 poin atau setara 0,14 persen dari posisi Rp16.252 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
 
"Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 22 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 50 poin di level Rp16.230 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.252 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.225 per USD. Rupiah naik 19 poin atau setara 0,12 persen dari Rp16.244 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.225 per USD. Mata uang Garuda tersebut juga menguat 26 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp16.251 per USD.
 
Baca juga: BPS: Indonesia Alami Deflasi Pertama Sejak Agustus 2023
 

Indonesia alami deflasi


Adapun tingkat inflasi Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84 persen (yoy). Nilai ini lebih rendah dibandingkan posisi April sebesar 3,0 persen. Sedangkan secara bulanan, Indonesia pada Mei 2024 mengalami deflasi.
 
Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pangan dan energi. Kemudian, momen Ramadan dan Idulfitri yang telah usai membuat harga sektor pangan mengalami deflasi. 
 
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan inflasi ini menjadi perhatian serius bagi otoritas moneter dalam mengambil kebijakan. BI memperkirakan inflasi berada dalam rentang 2,5 persen plus minus satu persen.
 
BI juga meyakini inflasi inti dapat terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali sejalan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi.
 
Meski demikian BI memperkirakan inflasi volatile food diprakirakan juga kembali menurun seiring peningkatan produksi akibat masuknya musim panen dan dukungan sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
 
Dia menjelaskan Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan moneter pro-stability dan meningkatkan sinergi kebijakan dengan Pemerintah Pusat-Daerah sehingga inflasi 2024 dan 2025 tetap terkendali dalam sasaran 2,5 persen plus minus satu persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan