Garuda Indonesia. Foto: Airbus
Garuda Indonesia. Foto: Airbus

Saham Garuda Ambles di Hari Kedua Setelah Gembok Suspensi Dibuka

Fetry Wuryasti • 04 Januari 2023 14:30
Jakarta: Sehari setelah suspensi saham emiten PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) resmi dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan sahamnya kembali terjun menyentuh Auto Reject Bawah (ARB), merosot 14 poin atau 6,93 persen ke level 188, dari penutupan kemarin di level 202.
 
Saham GIAA sempat melesat ke level tertingginya di Rp224, setelah BEI membuka gembok suspensi emiten yang berlangsung sejak 18 Juni 2021 dan membuat beku saham GIAA di level Rp190.
 
"Selain itu, akibat pelemahan bursa global semalam, diperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah," kata Head of Equity Research, Strategy, Banking Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi, dilansir Media Indonesia, Rabu, 4 Januari 2023.
 
Baca juga: Saham Garuda Dijual Lagi, Erick Thohir: Bisa Jadi Dasar Investor Tanam Modal
 
Terpantau pagi ini bursa Asia dibuka melemah, dengan Nikkei melemah 1,30 persen dan Kospi terkontraksi 0,43 persen. Sementara bursa AS semalam ditutup melemah. Indeks DJIA negatif 0,03 persen, S&P500 turun 0,4 persen, dan Nasdaq melemah 0,76 persen.
 
Saham AS memulai awal yang lambat di tahun baru karena investor menunggu risalah minggu ini dari pertemuan terakhir the Federal Reserve. Imbal hasil obligasi AS atau UST ll Treasury tenor 10 tahun terpantau turun (-2,22 persen) menjadi 3,79 persen dan indeks dolar atau USD Index menguat (+1,12 persen) ke level 104,68.
 
Sementara itu, kemarin IHSG ditutup menguat 37 poin atau 0,55 persen ke level 6.888. Sebanyak sembilan dari sebelas sektor menguat, dan lima di antaranya mampu outperform terhadap IHSG.
 
IHSG kemarin bergerak penuh optimisme, di tengah laporan data penting menutup tahun sejumlah negara di Asia yang dilaporkan melambat yakni GDP Singapura yang menurun baik secara kuartalan maupun tahunan, serta indeks manufaktur PMI yang juga melanjutkan penurunan ke level 49 poin dari sebelumnya 49,4 poin.
 
"Ini memberikan tanda adanya prospek perlambatan ekonomi global, namun tidak sepenuhnya memengaruhi domestik. Sebab ada sokongan dari kebijakan dan aktivitas ekonomi yang berputar di dalam negeri. Fluktuasi harga batu bara juga masih akan terjadi, namun di level atap. Sehingga, pelemahan secara intraday tidak terlalu memengaruhi dalam negeri dengan profilnya sebagai salah satu produsen utama batu bara global," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan