Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto.
Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto.

Hati-Hati! IHSG Masih Munculkan Sinyal Suram Hari Ini

Angga Bratadharma • 02 November 2022 09:10
Jakarta: Samuel Research Team memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini bergerak melemah. Tekanan yang terjadi seiring pergerakan bursa saham global dan regional yang artinya para investor harus jeli melihat mana harus menunggu dan kapan mengakumulasi saham terdiskon.
 
Dari dalam negeri, terjadi penambahan 4.707 kasus baru covid-19 di Indonesia pada Selasa, 1 November 2022, dengan kematian sebanyak 32 kasus. Sementara itu, sebanyak 2.707 pasien dinyatakan sembuh. Dari luar negeri, kospi dibuka melemah pada pagi ini atau minus 0,37 persen dan  Nikkei dibuka melemah 0,37 persen.
 
"Kami memperkirakan IHSG akan bergerak melemah hari ini, sejalan dengan pergerakan bursa global dan regional," sebut Samuel Research Team, dilansir dari riset hariannya, Rabu,2 November 2022.

Sementara itu, Wall Street tergelincir untuk sesi kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Hal itu terjadi setelah data yang menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat, sedangkan Federal Reserve memberi sinyal untuk mulai mengurangi kenaikan suku bunganya.
Baca: Emisi Gas Rumah Kaca Eropa Naik Usai Pandemi Covid-19

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 79,75 poin atau 0,24 persen menjadi 32.653,20. Indeks S&P 500 jatuh 15,88 poin atau 0,41 persen menjadi 3.856,10. Indeks Komposit Nasdaq turun 97,30 poin atau 0,89 persen menjadi 10.890,85.
 
Sebanyak enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan konsumer nonprimer terpangkas masing-masing 1,81 persen dan 1,35 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi naik 0,99 persen, merupakan kelompok berkinerja terbaik.
 
Sebuah survei menunjukkan lowongan pekerjaan AS secara tak terduga naik pada September, menunjukkan permintaan tenaga kerja tetap kuat bahkan ketika bank sentral telah memulai jalur kenaikan suku bunga yang agresif dalam upaya untuk menurunkan inflasi yang sangat tinggi.
 
Investor juga telah memperhatikan data pasar tenaga kerja untuk tanda-tanda pelemahan di pasar kerja, karena penurunan tekanan upah dan pelonggaran permintaan akan membantu mengurangi inflasi, memberi The Fed amunisi untuk mulai melambat dengan kenaikan suku bunga 50 basis poin.

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan