Ilustrasi. Foto: Istimewa
Ilustrasi. Foto: Istimewa

Pasar Naik, Risiko Tetap Ada! Ini Alasan Obligasi Masih Jadi Andalan

Annisa ayu artanti • 17 Juni 2025 10:53
Jakarta: Beberapa minggu terakhir, pasar saham Indonesia mulai bangkit. IHSG berhasil rebound 20 persen per 30 Mei 2025 dari titik terendahnya di tahun ini. 
 
Bahkan, aliran dana asing (net foreign inflow) di IHSG mencapai Rp6,4 triliun hanya di bulan Mei 2025 menandai berakhirnya tren outflow selama tujuh bulan berturut-turut.
 
Namun perlu diingat yang pasti dalam investasi adalah ketidakpastian itu sendiri.

Ketidakpastian masih nyata

Contoh paling segar datang dari kebijakan Presiden AS Donald Trump, yang baru saja menaikkan tarif baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen per 4 Juni 2025. 

Langkah ini memperjelas bahwa konflik dagang masih berlangsung dan bisa berdampak pada pasar global, termasuk Indonesia. Jadi, meski pasar tampak membaik, bukan berarti risiko sudah hilang.

Tetap investasi, tapi jangan lupa mitigasi risiko

Kunci menghadapi ketidakpastian pasar bukan hanya “stay invested”, tapi juga tahu cara mengelola risiko dengan tepat. 
 
Salah satunya adalah diversifikasi aset, terutama bagi investor dengan profil risiko moderat atau waktu terbatas untuk memantau pasar.
 
Baca juga: BI Turunkan Suku Bunga Jadi 5,50%! Saat Tepat Borong Obligasi?

Kenapa obligasi masih penting?

Merangkum laman Bibit, Selasa, 17 Juni 2025, Obligasi adalah salah satu instrumen yang cocok untuk menstabilkan portofolio di tengah fluktuasi pasar, menyediakan pendapatan tetap (passive income), dan memberi kepastian imbal hasil yang lebih stabil
 
Sukuk Ritel SR022, pilihan aman
 
Buat kamu yang mencari aset tetap namun minim risiko, SR022 adalah opsi menarik. Ini alasan kenapa:
 
- Imbal hasil tetap hingga 6,55 persen per tahun, lebih tinggi dari bunga deposito yang dijamin LPS (saat ini hanya 4 persen)
- Dijamin oleh negara, jadi sangat aman
- Pendapatan dibayarkan rutin setiap tanggal 10 ke rekening RDN, cocok jadi sumber income bulanan
 
Tersedia dalam dua pilihan:
 
- SR022-T3 (tenor 3 tahun) dengan kupon 6,45 persen
- SR022-T5 (tenor 5 tahun) dengan kupon 6,55 persen
 
Momentum investasi SR022 makin menarik karena BI rate sudah turun 25 bps ke 5,50 persen dan kemungkinan turun lagi di akhir 2025, membuat return SR022 makin unggul dibanding deposito.
 
Reksa dana obligasi
 
Kalau kamu ingin tetap di jalur investasi rutin tanpa perlu memilih obligasi satu per satu, Reksa Dana Obligasi bisa jadi solusi.
 
Keunggulannya:
- Risiko lebih moderat dibanding saham
- Kinerja stabil dalam jangka panjang
- Pembayaran kupon dari obligasi negara bisa menopang kinerja saat pasar melemah
 
Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
 
Cobalah metode investasi rutin dengan nominal tetap setiap bulan. Strategi ini:
 
- Menghindarkan kamu dari keputusan emosional saat market turun
- Memberi peluang return optimal dalam jangka panjang
- Platform seperti Bibit menyediakan fitur Systematic Investment Plan (SIP) yang bikin investasi kamu otomatis dan konsisten.

Bonds Still Matter, apalagi saat risiko masih tinggi

Pasar boleh rebound, tapi bukan berarti kamu bisa santai. Risiko tetap ada, baik dari luar negeri maupun dalam negeri.
 
Maka dari itu, obligasi tetap punya tempat penting di portofolio investasi. Baik itu lewat Sukuk Ritel seperti SR022, maupun Reksa Dana Obligasi, keduanya bisa jadi bantalan cerdas dalam menghadapi gejolak pasar.
 
Ingat, investasi bukan soal cepat kaya, tapi konsisten dan cerdas dalam kelola risiko.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan