Kebijakan ini jadi angin segar bagi pasar keuangan, khususnya pasar obligasi yang kini makin menggoda untuk dilirik.
Sinyal positif dari BI untuk ekonomi dan investasi
Penurunan BI Rate ini mencerminkan optimisme BI terhadap stabilitas makroekonomi dan inflasi yang masih terkendali. Langkah ini juga jadi sinyal pelonggaran moneter untuk mendorong konsumsi dan investasi agar pertumbuhan ekonomi makin kencang.Sejak pandemi 2020, BI memang beberapa kali mengutak-atik suku bunga. Mulai dari pemangkasan agresif ke 3,50 persen di 2020, bertahan sepanjang 2021, lalu naik signifikan hingga puncaknya di 6,25 persen pada April 2024. Kini, tren kembali turun sejak awal 2025.
Kenapa pasar obligasi makin menarik saat suku bunga turun?
Buat kamu yang sebelumnya nyaman parkir dana di deposito, sekarang saatnya berpikir ulang. Head of IPOT Fund & Bond, Dody Mardiansyah bilang, penurunan suku bunga jadi peluang strategis di pasar obligasi."Ketika suku bunga turun, harga obligasi lama akan naik karena investor bersedia membayar lebih mahal untuk mendapatkan imbal hasil (yield) yang lebih tinggi dari kupon tetap tersebut. Hal ini terjadi sebagai bentuk penyesuaian pasar agar yield obligasi lama selaras dengan suku bunga acuan yang baru," jelas Dody dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 23 Mei 2025.
Baca juga: BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,50%, Ini Deretan Dampak Positifnya Buat Kamu! |
Ia juga menambahkan, tren ini jadi momentum tepat buat para investor deposito untuk mulai melirik obligasi.
"Dengan bunga deposito yang cenderung turun mengikuti BI Rate, banyak investor mulai melirik instrumen yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi seperti obligasi. Permintaan meningkat, harga obligasi naik, dan investor bisa menikmati capital gain selain kupon yang tetap," imbuh Dody.
Obligasi pemerintah FR0096
Dody mencontohkan obligasi pemerintah seri FR0096 yang jatuh tempo 2033 dengan kupon 7,00 persen. Ketika suku bunga masih di 5,75 persen, spread-nya 125 bps. Tapi kalau BI Rate turun jadi 5,50 persen, spread-nya melebar ke 150 bps."Hal ini membuat FR0096 jauh lebih menarik, dan membuat demand naik yang akhirnya berimbas pada harga obligasinya yang akan naik juga," ujar Dody.
Obligasi bisa jadi bintang di portofolio investasi
Menurut Dody, penurunan suku bunga adalah sinyal positif bagi pasar keuangan secara umum."Saat suku bunga dipangkas merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk lebih aktif dalam memanfaatkan potensi pasar obligasi dalam jangka menengah hingga panjang," tandasnya.
Buat investor ritel, sekarang makin gampang berinvestasi obligasi. PT Indo Premier Sekuritas melalui IPOT Bond menyediakan berbagai pilihan obligasi di pasar sekunder dengan harga yang lebih terjangkau dibanding platform lain.
Sebagai catatan, Indo Premier sudah lama jadi pemain utama sebagai underwriter obligasi, bahkan delapan tahun berturut-turut tercatat di posisi teratas Bloomberg League Table untuk obligasi korporasi (2017–2024).
"Dengan memilih platform terpercaya dan strategi investasi yang tepat, investor ritel dapat mengoptimalkan peluang di tengah iklim suku bunga yang lebih akomodatif," ujar Dody.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News