Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

IHSG Melonjak 1,11% ke Level All Time High

Annisa ayu artanti • 04 Januari 2024 17:31
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada perdagangan Kamis. Bahkan, IHSG paling kuat dibandingkan bursa saham di kawasan Asia.
 
Mengacu data RTI, Kamis, 4 Januari 2024, IHSG ditutup menguat 80,67 poin atau 1,11 persen dari pembukaan perdagangan ke posisi 7.359,76.
 
IHSG berhasil menyentuh level tertinggi yaitu 7.371,23. Sementara level terendah yang tercatat di possi 7.280,4.

Sebanyak 17,17 miliar saham diperdagangkan hari ini dengan nilai Rp9,87 triliun. Terpantau, 326 saham emiten bergerak menguat. Lalu 221 saham melemah dan 221 sisanya stagnan.
 
Pergerakan IHSG yang ciamik hari ini membuat performa indeks naik selama satu bulan terakhir yaitu naik 3,75 persen.
 
Baca juga: Pelaku Pasar Modal Menantikan January Effect

Bursa Asia positif

Sementara itu untuk bursa Asia, performa IHSG paling positif hari ini. Terpantau Nikkei 225 Index melemah 0,53 persen, Hang Seng Index melemah, Shanghai Composite Index melemah 0,43 persen, dan Straits Times Index melemah 0,79 persen.
 
Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya menyatakan, dokumen FOMC Minutes, yang merupakan naskah dari pertemuan kebijakan The Fed bulan lalu, mengubur harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
 
"Para pejabat tinggi The Fed sepakat suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama guna memastikan inflasi dapat dikendalikan," jelas tim riset.
 
Dokumen itu mengguncangkan kepercayaan investor, sehingga berspekulasi bahwa pemangkasan suku bunga mungkin terjadi paling cepat pada Maret 2024 setelah pernyataan The Fed di penutupan pertemuan kebijakan bulan lalu, memberikan indikasi adanya tiga pemangkasan suku bunga sepanjang 2024.
 
Di samping itu, rilis data ekonomi AS pada Rabu, 3 Januari 2024 membuktikan kebijakan yang diterapkan The Fed mulai membuahkan hasil tanpa mendorong ekonomi AS jatuh ke dalam resesi, terlihat dari penurunan tajam iklan lowongan pekerjaan pada Desember 2023, dan sektor manufaktur yang tetap berada di teritori kontraksi.
 
Kemudian, fokus perhatian pelaku pasar akan bergeser terhadap rilis data pasar tenaga kerja atau Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) pada besok malam.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan