Ilustrasi. FOTO: Home Credit
Ilustrasi. FOTO: Home Credit

Strategi Home Credit dalam Satu Dekade: dari 30 Ribu Pelanggan Jadi 5,8 Juta di 2022

Angga Bratadharma • 20 Februari 2023 18:02
Jakarta: PT Home Credit Indonesia (Home Credit), perusahaan pembiayaan berbasis teknologi, pada 4 Februari 2023 memasuki usia ke-10. Dalam sat dekade terakhir tersebut, Home Credit mampu mencatat peningkatan jumlah pelanggan dengan rata-rata 69 persen per tahun, dari hanya sekitar 30 ribu pelanggan pada 2013.
 
"Lalu terus bertambah hingga 5,8 juta pelanggan pada akhir 2022 dengan total volume pembiayaan mencapai Rp51 triliun," kata Direktur Utama Home Credit Indonesia Animesh Narang, dilansir dari keterangan tertulisnya, Senin, 20 Februari 2023.
 
Ia mengaku pertumbuhan tersebut dibarengi semakin inklusifnya layanan keuangan Home Credit di mana 35 persen pelanggan layanan bertempat tinggal di luar Pulau Jawa dalam 10 tahun terakhir, serta ditandai dengan rata-rata jumlah first-time borrowers atau individu yang baru pertama kali menggunakan layanan pembiayaan formal per bulan mencapai 32 persen di 2022.

Melalui layanan keuangannya yang terus berkembang selama 10 tahun, tambahnya, pihaknya berkomitmen untuk terus membuka akses masyarakat terhadap ekonomi formal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan. "Layanan kami terus berkembang mengikuti kebutuhan masyarakat Indonesia yang dinamis," klaimnya.

Penyaluran pembiayaan produktif

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengapresiasi perjalanan Home Credit selama 10 tahun di Indonesia yang telah berkontribusi secara positif baik menyediakan layanan pembiayaan alternatif bagi masyarakat maupun memajukan perekonomian Indonesia.
Baca: ASEAN Diyakini Jadi Titik Terang di 2023, Bagaimana dengan Ekonomi Indonesia?

"Selain menyalurkan pembiayaan barang, Home Credit berinovasi menyalurkan pembiayaan produktif kepada para pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dengan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih dari 100 juta tenaga kerja," kata Suwandi.
 
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi menambahkan industri pembiayaan perlu terus berupaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas keuangan sekaligus memperkuat perlindungan konsumen di saat yang bersamaan.
 
Industri pembiayaan, tambahnya, juga perlu terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menghadirkan layanan keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat sekaligus melakukan edukasi atas layanan keuangan tersebut.
 
"Kami mengapresiasi perusahaan pembiayaan yang secara aktif berupaya mengatasi tantangan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia melalui berbagai program yang berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi digital," pungkasnya.

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan