Gap ini menjadi perhatian serius karena generasi muda merupakan segmen yang sangat rentan terhadap praktik keuangan ilegal, pinjaman daring berbunga tinggi, hingga investasi bodong.
“Kami percaya bahwa peningkatan literasi keuangan adalah investasi jangka panjang untuk masa depan generasi muda dan kemajuan ekonomi secara luas,” ungkap Chief Executive Officer Citi Indonesia Batara Sianturi dikutip Selasa, 24 Juni 2025.
Baca juga: Perhelatan Global Money Week Dorong Minat Generasi Muda Bijak Finansial |
Dia juga menjelaskan tingkat literasi keuangan di kalangan remaja Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional. Menyikapi tantangan ini, Citi Indonesia bekerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) menyelenggarakan program edukasi keuangan bertajuk “Investing in Youth, Empowering Communities”, sebagai bagian dari perayaan 20 tahun pelaksanaan Global Community Day (GCD).
Program yang digelar sepanjang bulan Juni ini bertujuan untuk membekali 300 siswa SMA di Jakarta dan Depok dengan keterampilan finansial praktis yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan keuangan yang lebih bijak di masa depan. Para peserta dikenalkan pada konsep dasar seperti penganggaran, menabung, investasi, dan manajemen risiko.
“Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa anak-anak muda tidak hanya tahu cara mengelola uang, tetapi juga memahami nilai penting dari perencanaan keuangan yang bertanggung jawab.” tegas dia.
Kepala Divisi Perencanaan, Pengembanganm Evaluasi Literasi dan Edukasi Keuangan Deputi Direktur Senior OJK Naomi Triyuliani menuturkan digitalisasi memang membawa banyak kesempatan besar. Namun, di sisi lain, juga membuka peluang bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan digital atau cyber crime.
“Mungkin Anda pernah dengar tentang kejahatan digital, seperti scammer dan berbagai bentuk penipuan online lainnya. Kalau kita tidak memiliki literasi digital yang memadai, kita bisa sangat mudah terpeleset. Kalau kita tidak memiliki literasi digital yang memadai, kita bisa dengan mudah salah klik, lalu tiba-tiba masuk ke siklus pinjaman online ilegal,” tegas dia.
Dia menjelaskan tanpa disadari, seseorang bisa saja memberikan data-data pribadi melalui media sosial. Hal ini dapat menyebabkan orang tersebut menjadi korban kejahatan digital tanpa menyadarinya.
Menurutnya, risiko tersebut tidak hanya berdampak pada individu secara pribadi, tetapi juga bisa mempengaruhi orang-orang terdekat. Ia mencontohkan bahwa di dalam ponsel seseorang mungkin terdapat data milik saudara atau keluarga besar, dan jika ponsel tersebut diretas, maka seluruh data itu bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk tujuan yang tidak baik.
Pahami cara kerja layanan keuangan
Menurut Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia, Robert Gardiner banyak pelajar yang terjebak dalam keputusan finansial yang buruk karena kurangnya pemahaman mendasar.
“Dengan pendekatan kontekstual yang diterapkan dalam program ini, kami harap siswa mampu memahami cara kerja layanan keuangan sekaligus menghindari risiko finansial yang merugikan mereka di kemudian hari,” jelasnya.
Dengan keterampilan literasi keuangan yang memadai, generasi muda diharapkan tak hanya mampu mengelola keuangan pribadinya secara bijak, tetapi juga berperan aktif dalam membangun ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id