Ilustrasi. Foto: MI
Ilustrasi. Foto: MI

Rupiah Melemah Lagi ke Level Rp15.636/USD

Annisa ayu artanti • 07 November 2023 16:25
Jakarta: Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Selasa sore.
 
Mengacu data Bloomberg, Selasa, 7 November 2023, rupiah melemah 97 poin atau 0,62 persen menjadi Rp15.636 per USD. 
 
Sementara jika mengacu data Yahoo Finance, rupiah melemah 86 poin atau 0,55 persen menjadi Rp15.620 per USD. Pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di level Rp15.534 per USD.
 
Baca juga: Melaju 190 Poin, Rupiah Parkir di Level Rp15.534/USD
 
Pelemahan rupiah ini sesuai dengan prediksi Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra yang memperkirakan rupiah akan melemah terhadap dolar Amerika Serikat karena reaksi short-covering pasar pascapenguatan besar terjadi sejak pengumuman rapat Federal Reserve (The Fed).
 
“Rupiah bisa bergerak melemah hari ini terhadap dolar AS mengikuti pelemahan nilai tukar lainnya terhadap dolar AS pagi ini. Pelemahan bisa disebabkan reaksi short-covering pasar setelah penguatan besar yang terjadi sejak pengumuman rapat The Fed, sembari menunggu petunjuk baru mengenai kebijakan moneter AS ke depan melalui data ekonomi AS ataupun komentar-komentar petinggi The Fed,” ujar dia dilansir Antara

Investor membeli dolar AS

Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan Senin, 6 November 2023, mata uang rupiah menguat sebesar 189 poin atau 1,21 persen menjadi Rp15.539 per USD dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.728 per USD.
 
Karena penguatan tajam tersebut, pasar bereaksi short-covering. Apabila harga bergerak ke satu arah selama beberapa hari dengan pergerakan besar, maka pasar merasa tidak ada data lanjutan yang mendorong pembelian dolar AS, sehingga para investor memutuskan mengambil profit dengan membeli dolar AS.
 
(Short-covering) berarti aksi penguatan rupiah dengan penjualan dolar AS dibalas dengan aksi sebaliknya, yakni pembelian dolar AS. Biasanya untuk merealisasikan profit,” jelas dia.
 
Di samping itu, data neraca perdagangan Tiongkok bulan Oktober 2023 bisa menjadi penggerak nilai tukar mengingat negara tersebut memiliki perekonomian terbesar kedua di dunia dan menjadi indikator pasar soal pelambatan ekonomi.
 
Jika data menunjukkan penurunan ekspor atau impor yang dalam, lanjutnya, pasar bisa bereaksi negatif mengenai aset berisiko, sehingga bisa mendorong penguatan dolar AS lagi.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan