Melansir data Yahoo Finance, Senin, 6 November 2023, rupiah diperdagangkan ke posisi Rp15.534 per USD. Gerak rupiah terpantau menguat hingga 190 poin dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp15.724 per USD.
Sementara itu, rentang gerak rupiah berada di kisaran Rp15.499-Rp15.768 per USD. Kurs rupiah sebelumnya sempat dibuka ke posisi Rp15.768 per USD.
Sedangkan melansir data Bloomberg, rupiah meroket 189 poin atau setara 1,20 persen ke level Rp15.539 per USD dibandingkan pembukaan perdagangan sebelumnya di posisi Rp15.728 per USD.
Berdasarkan data kurs referensi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) per 3 November 2023, rupiah diperdagangkan ke posisi Rp15.550 per USD.
Baca juga: Ini Deretan Faktor yang Buat Rupiah Kuat |
Rupiah sempat terkoreksi
Melansir Antara, Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong mengatakan rupiah sedikit terkoreksi pasca data pertumbuhan ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2023 lebih rendah dari perkiraan, yakni 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) dengan ekspektasi di atas lima persen.
"Rupiah menguat di tengah sentimen risk off pasar dan pelemahan besar dolar AS (Amerika Serikat) oleh data ekonomi AS NFP (Non Farm Payrolls) dan ISM (Institute of Supply Management Services yang menerbitkan laporan Purchasing Managers Index, employment, business activity, new orders, dan prices) yang lebih lemah pada Jumat, 3 November 2023. Namun, rupiah sedikit terkoreksi setelah data pertumbuhan ekonomi PDB kuartal III-2023 yang lebih rendah dari perkiraan," kata dia ketika dihubungi Antara.
Angka pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari dugaan dipengaruhi pelambatan perekonomian global, perubahan iklim, dan harga komoditas ekspor unggulan yang menurun.
Pada kuartal III-2023, besaran PDB Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.296,0 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.124,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News