Mata uang rupiah. Foto : AFP.
Mata uang rupiah. Foto : AFP.

Pembukaan Perdagangan Rupiah Kalah Lawan Dolar AS

Arif Wicaksono • 07 Mei 2024 10:18
Jakarta: Analis pasar mata uang Lukman Leong memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa, bergerak datar di tengah absennya data ekonomi penting dari dalam maupun luar negeri.
 
baca juga:  Data Pertumbuhan Ekonomi RI Tokcer, Rupiah Menguat

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah 39 poin atau 0,25 persen menjadi Rp16.065 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.026 per USD.
 
“Dolar AS masih berkonsolidasi setelah koreksi tajam di sesi sebelumnya,” kata dia dikutip dari Antara, Selasa, 7 Mei 2024.
 
Menurut dia, dolar AS mengalami koreksi tajam setelah Presiden Federal Reserve (The Fed) Thomas Barkin dan Presiden Fed New York John William memberikan pernyataan dovish. Mereka mengatakan bahwa apabila suku bunga saat ini sudah sesuai, sehingga tidak butuh dinaikkan kembali.

“Data manufaktur yang masih lemah serta tenaga kerja yang sudah mulai mendingin (menjadi latar belakang mengapa mereka mengeluarkan pernyataan dovish),” ungkap dia.

Data manufaktur Indonesia

Seperti diketahui, data PMI (Purchasing Managers' Index) Manufaktur ISM AS pada April 2024 hanya mencapai angka aktual 49,2, lebih rendah dari perkiraan sebesar 50,0 atau dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 50,3.
 
Begitu pula dengan data NFP bulan April 2024 yang hanya mencapai angka aktual 175 ribu, lebih rendah dari dugaan sebesar 238 ribu atau dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 315 ribu.
 
Meninjau dari faktor domestik, Data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang baru dilaporkan Badan Pusat Statistik pada Senin, 6 Mei 2024, sedikit membantu dalam menahan pelemahan rupiah. Namun, untuk saat ini faktor eksternal dolar AS lebih mendominasi pergerakan rupiah.
 
“Nilai tukar rupiah pada hari ini berkisar Rp16.000-Rp16.100 per USD,” ujar Lukman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan