Kisaran tersebut dinilai jauh lebih kuat ketimbang usulan pemerintah yang hanya berkisar antara Rp14.700 hingga Rp15.300 per USD.
"Kami meyakini secara rata-rata mata uang rupiah akan lebih kuat di tahun depan," kata Perry dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Kamis, 8 Juni 2023.
Empat alasan
Setidaknya, lanjut dia, ada empat alasan utama yang mendorong BI meyakini penguatan rupiah bakal terjadi. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini akan lebih baik dan lebih tinggi dari tahun ini, terlihat dari asumsi pertumbuhan ekonomi yang disepakati di kisaran 5,1 persen hingga 5,7 persen
Kedua, bank sentral meyakini tingkat inflasi umum di Tanah Air kian jinak dan terkendali. Itu juga tergambar dari kesepakatan asumsi tingkat inflasi tahun depan yang berkisar 1,5 persen hingga 3,5 persen.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Depan Didongkrak oleh Negara Berkembang |
Ketiga, kondisi neraca pembayaran Indonesia juga diyakini akan berada dalam posisi yang stabil dan terkendali. Keempat, BI meyakini imbal hasil dari Surat Berharga Negara (SBN) maupun aset keuangan akan tetap menarik bagi investor.
"Itu akan mendorong terjadinya arus modal masuk di pasar obligasi yang pada akhirnya dapat memperkokoh penguatan rupiah di tahun depan," tutur Perry.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News