Bagi Anda yang sedang berkeinginan ingin memiliki asuransi, sekarang Anda memiliki dua pilihan. Ada pilihan asuransi syariah, dan juga non-syariah (konvensional).
Jika tertarik ingin menggunakan asuransi syariah, sebaiknya ketahui dan pahami istilah yang sering ditemukan dalam asuransi syariah. Menurut penjelasan Director and Chief Employee Benefit and Syariah Distribusion Manulife Indonesia Karjadi Pranoto, berikut istilah yang sering digunakan dalam asuransi syariah.
1. Akad
Ikatan atau ijab, dan qabul yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Baik sesama peserta, maupun antara peserta, dan perusahaan sebagai pengelola dana tabarru.2. Dana Tabarru
Dalam bahasa Arab, artinya kebaikan, merupakan akad hibah tanpa tujuan komersil, atau secara ikhlas memberikan dana dari satu peserta ke peserta lain jika mengalami musibah.3. Wakalah Bil Ujrah'
Akad antara peserta dan pengelola, di mana peserta memberikan kuasa atau mewakilkan kuasa kepada perusaahan syariah untuk mengelola dana tabarru, dan atas jasa pengelolaan tersebut pengelola berhak mendapatkan upah pengelolaan, atau disebut ujrah.4. Gardh
Pinjaman dana dari perusahaan kepada dana tabarru untuk menanggulangi ketidakcukupan dana tabarru untuk membayar klaim kepada peserta.
(Director and Chief Employee Benefit and Syariah Distribusion Manulife Indonesia Karjadi Pranoto. Foto: Dok. Manulife Indonesia)
Tips Memilih Asuransi Syariah
Dalam memilih produk asuransi syariah, calon pengguna harus mengenali kebutuhannya saat ini. Sama seperti pada asuransi non-syariah atau konvensional, di mana calon nasabah harus bisa mengenali apa yang dibutuhkannya saat ini, antara asuransi jiwa atau kesehatan."Kita harus tahu kebutuhan. Baru cek dan mencari asuransi syariah yang sesuai dengan kebutuhan kita," ujar Oti, biasa dia disapa, dalam program Do It Metro TV, Selasa, 18 Mei 2021.
Dalam mencari asuransi syariah yang cocok, tentu banyak faktor yang harus dinilai. Salah satu yang penting ialah risk based capital (RBC) pada suatu perusahaan asuransi syariah. Tingkat RBC menjadi gambaran baik atau buruknya kondisi perusahaan asuransi syariah.
"Semakin tinggi RBC, maka persuahaan asuransi syariah dinyatakan sehat. Ada ketentuannya," kata Oti.
Setelah memahami RBC, calon pengguna juga harus mengamati cara pelayanannya. Apakah pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan keinginan calon pengguna.
"Pada dasarnya, membeli asuransi bukan hanya untuk jangka pendek saja, tapi jangka panjang. Bukan dinikmati kita sendiri, tapi juga ahli warisnya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News