Volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) tercatat sebesar 7,1 juta ton, turun 302 ribu ton atau minus 4,1 persen dibandingkan volume pada semester I-2021 yang menyebabkan pangsa pasar domestik perseroan menjadi 24,3 persen.
Sementara itu, penjualan ekspor menurun 25,9 persen dari 222 ribu ton pada semester I-2021 menjadi 165 ribu ton di semester I-2022. Pendapatan neto perusahaan meningkat 3,7 persen menjadi Rp6.911,1 miliar dari semester I-2021 sebesar Rp6.666,9 miliar yang disebabkan oleh kenaikan harga jual pada tahun ini di Maret dan Juni.
"Beban pokok pendapatan pada semester I-2022 naik 12,5 persen dari Rp4.572,9 miliar menjadi Rp5.142,3 miliar yang disebabkan oleh kenaikan biaya energi, terutama dari melonjaknya harga batu bara dan harga BBM industri," jelas Direktur & Corporate Secretary Antonius Marcos, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 19 Agustus 2022.
Selanjutnya, marjin laba bruto turun menjadi 25,6 persen di semester I-2022 dari 31,4 persen di periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk mengurangi biaya energi, perseroan terus meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2 persen pada akhir 2021 menjadi 17,6 persen pada Juni 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara berkalori rendah (LCV) dari 88 persen menjadi 90 persen.
Baca juga: Terapkan Industri 4.0, Indocement Terus Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca |
Kemudian, beban usaha juga naik sebesar 1,2 persen dari Rp1.485,6 miliar menjadi Rp1.503,4 miliar disebabkan oleh kenaikan biaya transportasi dan penyusutan dari penambahan aset-aset sewa pada 2022. Akibatnya, marjin laba usaha turun dari 9,6 persen menjadi 4,8 persen dan marjin EBITDA berkurang dari 19,2 persen menjadi 13,3 persen pada semester I-2022.
Perseroan mencatatkan pendapatan keuangan neto yang lebih rendah yaitu Rp76,8 miliar di semester I-2021 menjadi Rp25,6 miliar, atau lebih rendah 66,7 persen yang disebabkan oleh suku bunga keseluruhan yang lebih rendah di semester I-2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Beban pajak penghasilan neto turun 47,2 persen dari Rp144,3 miliar menjadi Rp76,1 miliar disebabkan oleh penurunan laba. Sehingga dari angka keuangan di atas, laba periode berjalan turun 50,3 persen dari Rp586,6 miliar menjadi Rp291,5 miliar untuk semester I-2022.
Neraca keuangan yang tangguh
Disebabkan adanya pembayaran dividen hasil kinerja tahun lalu dan adanya program pembelian kembali saham yang telah dilakukan sejak Desember 2021 sebesar Rp2,44 triliun, perseroan membukukan posisi kas bersih dengan kas dan setara kas sebesar Rp3,1 triliun per Juni 2022."Arus kas yang kuat dihasilkan dari operasi dan upaya gigih manajemen untuk meningkatkan modal kerja, adalah kunci untuk mempertahankan neraca keuangan perseroan yang tangguh," ujar dia.
Menurutnya, dengan posisi neraca keuangan yang masih kuat dan tanpa utang pada bank, Indocement siap menghadapi tantangan pemulihan ekonomi saat ini seiring dengan terus berlanjutnya kelebihan kapasitas pasokan industri semen, dan siap untuk berpartisipasi pada peluang untuk menjaga pengadaan dan distribusi semen yang lebih efisien di masa depan.
Biaya energi tekan biaya utama
Biaya energi telah menjadi perhatian utama di industri semen sejak tahun lalu. Konflik yang sedang berlangsung dari perang di Eropa Timur telah membuat situasi menjadi lebih tidak terduga dengan rekor harga batu bara terjadi kembali di Juni 2022."Harga energi diperkirakan tetap tinggi dengan mengingat permintaan akan meningkat dari musim dingin yang akan datang. Kami telah menaikkan harga jual semen kantong pada Maret dan Juni tahun ini untuk meneruskan sebagian dari kenaikan biaya energi tersebut. Diperkirakan volume penjualan semen curah akan tetap tinggi sebagai akibat cuaca panas dan telah dimulainya beberapa proyek komersial dan pengeluaran anggaran akhir tahun (year-end budget spending) untuk proyek infrastruktur di semester II-2022 ini," jelasnya.
Dia mengatakan, pangsa pasar semen curah pada semester I-2022 adalah 26 persen dari keseluruhan pasar semen, yang merupakan peningkatan cukup besar dari 21 persen pada semester I-2021. "Perkiraan kami untuk pertumbuhan semen secara keseluruhan pada 2022 sekarang berada di kisaran 2-4 persen," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News