Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto
Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto

IHSG Sore Dapat Rapor Merah, 295 Saham Tersungkur

Angga Bratadharma • 14 November 2022 16:04
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin terpantau di area negatif. Indeks acuan saham Indonesia tak mampu bertahan di zona hijau meski rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2022 terbilang positif dan cukup tinggi di tengah ketidakpastian global.
 
IHSG Senin, 14 November 2022, perdagangan sore berakhir di posisi 7.019, melemah 0,98 persen atau setara 69 poin ketimbang pembukaan pada pagi tadi di level 7.089. Volume perdagangan hari ini tercatat 25 miliar lembar saham senilai Rp12 triliun. Sebanyak 235 saham menguat, sebanyak 295 saham melemah, dan sebanyak 179 saham stagnan.
 
Sedangkan pada akhir pekan lalu, Wall Street menguat didorong sentimen positif pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB). Kemudian memperpanjang reli yang dimulai sehari sebelumnya setelah angka inflasi yang lemah meningkatkan harapan Federal Reserve (Fed) akan menjadi kurang agresif dengan kenaikan suku bunganya.
 
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 32,49 poin atau 0,10 persen menjadi 33.747,86. Indeks S&P 500 terangkat 36,56 poin atau 0,92 persen menjadi 3.992,93. Indeks Komposit Nasdaq menguat 209,18 poin atau 1,88 persen menjadi 11.323,33.
Baca: Diwarnai Pandemi, B20 Berupaya Majukan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Sebanyak enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor energi dan komunikasi masing-masing melonjak 3,06 persen dan 2,48 persen, melampaui sektor lainnya. Sementara itu, sektor perawatan kesehatan turun 1,28 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.
 
Untuk minggu ini Indeks Dow Jones terangkat 4,1 persen, indeks S&P 500 melonjak 5,9 persen dan indeks Nasdaq melambung 8,1 persen. Ini adalah kenaikan mingguan terbesar S&P 500 sejak Juni dan kenaikan mingguan terbesar Nasdaq sejak Maret.

Reaksi pasar di atas muncul ketika tanda-tanda menggembirakan dalam inflasi AS meningkatkan harapan untuk kenaikan suku bunga yang kurang agresif dari Federal Reserve. Data yang dirilis Kamis, 10 November 2022, menunjukkan indeks harga konsumen inti dan utama untuk Oktober naik lebih rendah dari yang diperkirakan, mendorong inflasi tingkat tahunan turun.
 
Tingkat inflasi secara tahunan melambat menjadi 7,7 persen (yoy) dari 8,2 persen pada September. Tingkat inflasi inti melambat menjadi 6,3 persen (yoy) pada Oktober dari 6,6 persen di bulan sebelumnya.

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan