Chair of B20 Indonesia & CEO of Sintesa Group Shinta Kamdani (kiri). Foto: Medcom.id.
Chair of B20 Indonesia & CEO of Sintesa Group Shinta Kamdani (kiri). Foto: Medcom.id.

Diwarnai Pandemi, B20 Berupaya Majukan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Antara • 14 November 2022 07:36
Nusa Dua: Forum dialog resmi G20, yang mewakili komunitas bisnis global atau B20, di bawah Presidensi Indonesia, berupaya memajukan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, inovatif, dan kolaboratif.
 
"Kami telah berusaha memastikan prioritas ini tercermin dalam aksi nyata," kata Ketua B20 Indonesia Shinta Kamdani dalam KTT B20 di Nusa Dua, Bali, dilansir Antara, Senin, 14 November 2022.
 
Untuk menuju pertumbuhan yang berkelanjutan, Indonesia ingin mengupayakan inklusivitas khususnya bagi UMKM dan kelompok rentan, merumuskan terobosan inovasi, serta kolaborasi di antara negara maju dan berkembang.
 
Shinta mengatakan di bawah visi tersebut, B20 Indonesia telah menghasilkan 25 rekomendasi kebijakan dan 68 aksi kebijakan.
 
Baca juga: Digitalisasi dan Kolaborasi Multipihak Mampu Mendorong Pertumbuhan UMKM

Lebih lanjut, dia juga menjelaskan seluruh rekomendasi yang dibentuk dari forum B20 itu mencerminkan situasi global saat ini yang diwarnai pandemi covid-19, pertumbuhan transformasi digital yang cepat, kebutuhan rantai pasok global yang inklusif, serta kebutuhan mendesak untuk mendorong aksi iklim.
 
"Kita harus mengusung kerja bersama untuk menyelesaikan masalah yang kompleks ini. Tidak ada satu negara, satu perusahaan, atau satu lembaga pun yang bisa menangani masalah ini sendirian," ujar Shinta.
 
"Dan ini adalah semangat dari B20 untuk membangun dan memelihara kolaborasi multi pemangku kepentingan untuk menjawab tantangan dunia yang kita hadapi bersama," imbuhnya.
 
Shinta juga menyebut bahwa pelaksanaan B20 tahun ini didukung oleh lebih dari 1.200 gugus tugas dari 15 sektor industri, yang 34 persen di antaranya adalah perempuan.
 
KTT B20 bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah negara anggota G20.
 
Pembahasan dalam pertemuan yang melibatkan 100 pembicara internasional dan 2.000 peserta dari 69 negara itu sangat beragam mulai dari digitalisasi, energi, infrastruktur, perdagangan, pendidikan, serta isu perempuan dalam dunia usaha.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan