baca juga: Rupiah Selasa Pagi Melemah ke Rp15.585/USD |
Bloomberg mencatat mata uang rupiah melemah delapan bps atau 0,05 persen ke level Rp15.575 per USD. Sementara itu Yahoo Finance mencatat mata uang rupiah sebesar Rp15.569 per USD atau melemah satu bps.
Sebelumnya, mengutip CNBC International, Sabtu, 7 Januari 2023, Dana Moneter Internasional (IMF) sekarang memproyeksikan pertumbuhan PDB global akan melambat dari enam persen di 2021 menjadi 3,2 persen di 2022 dan 2,7 persen pada 2023. IMF mencirikan ini sebagai pertumbuhan terlemah sejak 2001 kecuali krisis keuangan global dan fase akut dari pandemi covid-19.
Sementara itu, inflasi global diperkirakan meningkat dari 4,7 persen pada 2021 menjadi 8,8 persen tahun ini sebelum turun menjadi 6,5 persen pada 2023 dan menjadi 4,1 persen pada 2024, tetap di atas tingkat target untuk banyak bank sentral utama.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan para pelaku pasar keuangan khawatir pasar pekerjaan yang kuat akan menjaga inflasi, dan mendorong ekspektasi Federal Reserve memiliki dorongan yang lebih rendah untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
"Fokus sekarang tepat pada data inflasi indeks harga konsumen AS. Pembacaan diharapkan menunjukkan inflasi mereda lebih lanjut pada Desember, dan kemungkinan akan menjamin langkah Fed yang kurang hawkish. Namun, mengingat tren inflasi masih jauh di atas kisaran target Fed, bank sentral baru-baru ini memperingatkan mereka dapat mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama," terangnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News