Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

NPL Turun, Laba Bersih BTN Meroket 48,3%

Ade Hapsari Lestarini • 08 Februari 2022 18:02
 

Dana pihak ketiga meningkat

Haru memaparkan, total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BTN sepanjang 2021 mencapai Rp295,98 triliun naik 6,03 persen dibandingkan perolehan di 2020 yang sebesar Rp279,14 triliun. Dari jumlah DPK tersebut komposisi dana murah mengalami kenaikan 319 basis poin (bps) dari 41,11 persen menjadi 44,3 persen. Kenaikan komposisi dana murah ini membuat cost of fund BTN hingga 2021 menurun sebanyak 166 bps menjadi 3,13 persen dibandingkan 2020 yang masih 4,79 persen.
 
"Hal ini menunjukkan keberhasilan BTN dalam meningkatkan porsi dana murah," tegas Haru.
 
Sedangkan dari sisi kecukupan likuiditas, perseroan dalam posisi yang sangat sehat. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level 92,86 persen, membaik dari posisi tahun lalu di 93,19 persen. Angka ini lebih baik dari LDR perseroan pada 2018 dan 2019 yang masing-masing sebesar 103,49 persen dan 113,5 persen. "LDR 2021 ini merupakan yang terendah sepanjang lima tahun terakhir," paparnya.

Haru menegaskan, likuiditas BTN yang sangat kuat juga dapat dilihat dari Loan Coverage Ratio (LCR) berada di angka 283,16 persen terus meningkat dari periode tahun sebelumnya yakni 256,32 persen (2020), 136,31 persen (2019), dan 108,99 persen (2018).
 
"Peningkatan LCR menunjukkan semakin baiknya kondisi ketahanan likuiditas BTN dan jauh berada di atas ketentuan regulator yang sebesar 100 persen," kata Haru.

Aset tumbuh 2,95%

Meski NPL mengalami penurunan, BTN tetap menyiapkan pencadangan dana yang lebih besar. Hal ini terbukti dari Coverage Ratio pada 2021 yang mencapai 141,82 persen jauh lebih tinggi dibandingkan 2020 yang sebesar 115,02 persen. Dengan kenaikan kredit dan DPK yang cukup signifikan tersebut, mendongkrak aset BTN tumbuh sebesar 2,95 persen dari Rp361,20 triliun pada 2020 menjadi Rp371,86 triliun di 2021.
 
"Kinerja positif yang diraih BTN ini tidak terlepas dari dukungan semua stakeholder, terutama Pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan serta OJK dan BI yang kebijakannya selama ini mendukung pertumbuhan industri perbankan dan sektor properti," tegas Haru.

Bisnis syariah tumbuh positif

Sejalan dengan pertumbuhan bisnis konvensional, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) BTN juga tumbuh positif hingga 2021. Laba bersih UUS BTN tersebut tercatat melonjak di level 37,33 persen yoy dari Rp134,86 miliar pada 2020 menjadi Rp185,20 miliar pada 2021.
 
Capaian positif BTN Syariah tersebut didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada akhir 2021, pembiayaan syariah tercatat tumbuh 9,93 persen yoy menjadi Rp27,55 triliun dibandingkan 2020 sebesar Rp25,06 triliun. Kualitas pembiayaan BTN Syariah juga terus membaik dengan Non-Performing Financing (NPF) gross sebesar 4,32 persen pada 2021 dari sebelumnya 6,53 persen di 2020.
 
BTN Syariah juga tercatat telah menghimpun DPK sebesar Rp29,26 triliun pada 2021 atau naik 22,79 persen yoy dari Rp23,83 triliun di 2020. Dengan capaian tersebut, aset UUS BTN ini tumbuh di level 16,14 persen yoy menjadi Rp38,36 triliun pada 2021 dibandingkan periode yang sama pada 2020 sebesar Rp33,03 triliun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan