“Astra percaya sektor kesehatan memiliki potensi besar. Healthcare spending di Indonesia masih punya ruang pertumbuhan signifikan, dan kami ingin menghadirkan layanan yang lebih baik dan inklusif,” ujar Head of Corporate Investor Relations Astra International, Tira Ardianti dalam Media Day.
Sejumlah langkah konkret pun telah dilakukan. Astra meningkatkan kepemilikan sahamnya di Hermina menjadi 20%, serta menambah porsi kepemilikan di Halodoc dari 21% menjadi sekitar 31% pada Februari lalu.
Hingga saat ini, total investasi Astra di sektor kesehatan sudah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun. Tira mengatakan nilai investasi tersebut berada di Halodoc, Rumah Sakit Hermina dan Rumah Sakit jantung Heartology Cardio vascular Hospital.
Tidak berhenti di situ, Astra juga menyatakan fokusnya pada pengembangan genomik, asuransi kesehatan, teknologi kesehatan, hingga solusi digital yang mendukung peningkatan kualitas layanan.
Langkah ini sejalan dengan pendekatan Astra dalam memperluas bisnis di luar portofolio intinya. Perusahaan mengembangkan bisnis melalui dua jalur yakni pengembangan internal serta investasi pada sektor-sektor yang berdekatan (adjacency) dengan bisnis inti.
Adjacency, dalam strategi Astra, berarti masuk ke sektor yang masih berkaitan dengan bisnis utama. Misalnya, investasi di bank digital lewat Bank Jasa Jakarta serta investasi di platform mobil bekas OLXMobbi.
Namun, Astra juga mulai masuk ke sektor baru yang dianggap prospektif dan sejalan dengan arah pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya layanan kesehatan dan infrastruktur.
Astra berharap ekosistem kesehatan yang dibangun bisa inklusif, mudah diakses, berbiaya terjangkau, namun tetap menghadirkan kualitas layanan tinggi bagi masyarakat Indonesia. Astra juga mulai serius membangun portofolio di sektor layanan kesehatan sejak 2021.
Lini bisnis Astra
Saat ini Astra memiliki tujuh lini bisnis utama, dengan tiga pilar besar sebagai motor utama yakni otomotif, jasa keuangan, serta alat berat dan pertambangan melalui United Tractors.Sektor jasa keuangan & otomotif masih menjadi penopang utama dengan kontribusi sekitar 60% terhadap laba konsolidasi. Sektor alat berat & pertambangan menyumbang sekitar 31% meski labanya turun 15% menjadi Rp 5,4 triliun akibat cuaca buruk dan anjloknya harga batu bara.
Di sektor otomotif, penjualan mobil nasional turun hampir 10% menjadi 375.000 unit. Market share Astra pun ikut terkoreksi, dari 57% menjadi 54%.
Sementara itu, penjualan sepeda motor secara nasional turun 2% menjadi 3,1 juta unit, namun pangsa pasar Honda (Astra) tetap stabil di angka 77%. Penjualan di segmen mid-high serta perbaikan rantai pasok menjadi faktor penopang. Untuk komponen otomotif, Astra mencatat kenaikan laba 11% menjadi Rp 251 miliar. Adapun bisnis mobil bekas lewat OLXMobbi mencatat lonjakan penjualan 26% menjadi 15.000 unit.
Di lini jasa keuangan, Astra berhasil mencatatkan kenaikan laba menjadi Rp 4,4 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan pembiayaan konsumen dan multi-purpose financing.
Sementara itu, bisnis alat berat dan pertambangan menghadapi tekanan. Laba turun 15% menjadi Rp 5,4 triliun akibat menurunnya jasa pertambangan karena faktor cuaca serta pelemahan harga batu bara.
Meski begitu, penjualan alat berat dan emas masih memberikan kontribusi positif. Sektor agribisnis justru menjadi salah satu penopang kinerja dengan kenaikan laba 40% menjadi Rp 559 miliar. Lonjakan ini dipicu oleh peningkatan harga jual CPO (crude palm oil) serta naiknya volume penjualan CPO dan produk turunannya.
Bisnis infrastruktur juga menunjukkan tren positif. Dengan kepemilikan 8 ruas tol sepanjang 410 km yang sebagian besar berada di Trans Jawa, Astra mencatat kenaikan laba 38% menjadi Rp 636 miliar, berkat meningkatnya volume lalu lintas dan penyesuaian tarif tol.
Pada sektor teknologi informasi (IT), laba meningkat 30% menjadi Rp 82 miliar. Pendorong utama berasal dari kenaikan pendapatan solusi IT dan perbaikan margin operasional.
Sementara itu, bisnis properti ikut tumbuh dengan laba naik 17% menjadi Rp 110 miliar. Akuisisi aset gudang industri serta peningkatan okupansi di Menara Astra menjadi motor penggerak utama.
Secara keseluruhan, kinerja Astra menunjukkan dinamika yang berbeda-beda di tiap lini usaha, dengan beberapa sektor terkoreksi namun sektor lain berhasil tumbuh lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id