Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi tergelincir 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp15.755 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp15.742 per USD.
baca juga: Rupiah Terkapar Keperkasaan Dolar AS |
Laju rupiah tertekan dengan laju imbal hasil treasury AS lebih tinggi pada perdagangan Senin karena investor mempertimbangkan keadaan perekonomian dan menantikan data ekonomi utama yang dijadwalkan untuk minggu ini.
Imbal hasil treasury 10 tahun hampir empat basis poin lebih tinggi pada 4,219 persen. Imbal hasil treasury dua tahun naik lebih dari tujuh basis poin menjadi 4,61 persen. Hasil dan harga bergerak berlawanan arah dan satu basis poin sama dengan 0,01 persen.
Investor menantikan arah inflasi dan suku bunga
Investor masih mempertimbangkan arah perekonomian ke depan, termasuk inflasi, setelah data terbaru memberikan gambaran yang agak beragam, dan menunggu wawasan baru dari perekonomian yang diharapkan pada minggu ini.Para trader masih menantikan data ekonomi untuk mendapatkan petunjuk tidak hanya mengenai kondisi perekonomian, namun juga prospek suku bunga Federal Reserve.
Banyak pihak yang mengharapkan penurunan suku bunga dan melihat data yang menunjukkan melemahnya perekonomian sebagai tanda yang menggembirakan, sementara sinyal inflasi yang terus-menerus dipandang sebagai sinyal penurunan suku bunga mungkin masih merupakan jalan keluar.
Ada juga pandangan yang berkembang, Bank Sentral AS kemungkinan akan mulai menurunkan tingkat suku bunga AS pada Juni. Ketua Bank Sentral AS, Jerome Powell, dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya di Kongres pada Rabu dan Kamis. Kemudian laporan bulanan tentang lapangan kerja AS akan dirilis pada Jumat, 8 Maret 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News