Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Hari Ini Perkasa, Kok Besok Rupiah Diramal Ambruk Lagi?

Husen Miftahudin • 30 Oktober 2023 16:36
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini akhirnya mengalami penguatan, setelah berhari-hari terus melemah imbas tekanan perkasanya dolar Amerika Serikat (AS).
 
Mengutip data Bloomberg, Senin, 30 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.890 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 48 poin atau setara 0,30 persen dari posisi Rp15.938 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
"Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 48 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 55 poin di level Rp15.890 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.938 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.
 

Khawatir keputusan suku bunga Fed


Ibrahim mengungkapkan, indeks dolar menguat terhadap mata uang lainnya, mempertahankan sebagian besar kenaikannya dari minggu lalu karena sebagian besar pasar masih khawatir terhadap keputusan suku bunga Fed.

"Imbal hasil Treasury AS juga menguat pada Senin, tapi masih berada dalam jangkauan puncak baru-baru ini," tutur dia.
 
Selain itu, warga Palestina di Gaza utara melaporkan adanya serangan udara dan artileri yang sengit pada Senin pagi ketika pasukan Israel yang didukung oleh tank-tank menekan wilayah tersebut melalui serangan darat yang mendorong lebih banyak seruan internasional agar warga sipil dilindungi.
 
Bank of Japan (BOJ) memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Senin, memimpin minggu ini yang juga akan melihat keputusan suku bunga dari Federal Reserve AS dan Bank of England.
 
"Fokusnya pasar saat ini adalah pada kesimpulan pertemuan BOJ pada hari Selasa, bank sentral diperkirakan akan mengumumkan perubahan lebih terhadap kebijakan pengendalian kurva imbal hasil lebih lanjut, karena bank sentral tersebut bergulat dengan inflasi yang tinggi," jelas dia.
 
Data terbaru menunjukkan peningkatan kembali inflasi konsumen Jepang, yang menurut para pedagang dapat mendorong BOJ untuk mengurangi kebijakan ultra-longgarnya. Analis juga memperkirakan akan berakhirnya suku bunga negatif bank pada 2024.
 
"Bank sentral akan mempertahankan suku bunganya, namun kemungkinan akan memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama karena bank terus bergerak melawan inflasi yang terlalu panas," urai Ibrahim.
 
Baca juga: Duh! Meski Menguat di Awal, Rupiah Bakal Ambruk hingga Sentuh Rp16 Ribu Hari Ini
 

Ekonomi RI tetap baik meski ada geopolitik dan tahun politik


Ibrahim juga menyampaikan, para ekonom optimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh di angka lima persen di tengah adanya dua konflik geopolitik yang membuat dinamika global masih diterpa ketidakpastian. Belum usai konflik antara Rusia-Ukraina, dunia saat ini mengalami turbulensi kembali.
 
Serangan Hamas ke Israel memicu ketegangan di wilayah Timur Tengah. Walhasil, pasokan komoditas kembali tersendat. Naiknya harga minyak memberi dampak ke berbagai negara.
 
Di sisi lain, Ibrahim juga menilai adanya tahun politik akan mendorong belanja masyarakat. Pemerintah didorong untuk meningkatkan sektor komoditas dan industri manufaktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
 
"Perlu diketahui, 50 persen dari pertumbuhan ekonomi itu berasal dari konsumsi rumah tangga, sisanya dari investasi, kemudian ekspor dan impor. Untuk itu, kita harus menjaga daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas harga komoditas," tegas dia.
 
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.
 
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.870 per USD hingga Rp15.950 per USD," tutup Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan